Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Hidup, Kehendak, dan Derita

8 Maret 2021   01:09 Diperbarui: 8 Maret 2021   01:20 546 1
Ketika kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, kita akan merasakan senang karenanya. Rasa senang ini kemudian dimaknai sebagai kebahagiaan (happiness). Namun, tahukan Anda. Seorang filsuf barat bernama Arthur Schopenhauer menegasikan makna bahagia tersebut. Menurutnya, kebahagia yang dicapai dari terpenuhinya suatu kehendak (the will) bukanlah kebahagiaan hakiki (the true happiness), karena kehendak manusia tidak pernah berhenti. Misalnya, saat seseorang tidak memiliki ponsel, dia menginginkan sebuah ponsel; saat dia mendapatkan ponsel yang diinginkannya, dia akan bahagai sejenak (semu), dan saat menyadari ponselnya spek ngh (baca: kentang), dia menginginkan ponsel yang lebih tinggi speknya (lebih gahar); saat punya spesifikasi ponsel tersebut, dia menyadari belum punya laptop untuk kuliah, dia menginginkan laptop; begitu seterusnya. Itu lah ilustrasi alasan Schopenhauer menyatakan bahwa kebahagiaan yang didapat dari terpenuhinya keinginan adalah kebahagiaan semu (pseudo), tidak hakiki.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun