Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Kesehatan Mental Polisi Berada di Ujung Pistol?

26 Februari 2021   15:07 Diperbarui: 27 Februari 2021   07:48 442 3
Dunia digemparkan oleh brutality yang dilakukan oleh polisi Amerika pada George Floyd di akhir bulan Mei tahun 2020 lalu. Leher Floyd tercekik karena terlalu lama ditekan lutut seorang polisi di atas aspal sebuah jalan di kota Minneapolis, Amerika. Polisi itu dan rekan-rekannya ogah mendengar permohonan orang-orang yang sedang berada di sekitar itu agar melepaskan leher Floyd. Polisi terus tak peduli sama sekali, bahkan saat Floyd sudah berhenti mengerang dan berhenti bernafas.

Kasus George Floyd itu bukan yang pertama di Amerika, tetapi sebelumnya sudah banyak terjadi. BBC memuat daftarnya di sini: https://www.bbc.com/news/world-us-canada-52905408 .

Apa penyebabnya?

Menurut BridgeUSA.org, sebuah LSM Amerika yang memperjuangkan demokrasi yang sehat, menyebut untuk menjadi polisi di Amerika hanya membutuhan training selama 21 minggu sebelum bertugas. Padahal di beberapa negeri Eropa butuh training selama beberapa tahun sebelum mulai bertugas.

Dua puluh satu minggu training di Amerika itu lebih banyak fokus pada penggunaan senjata api atau penggunaan kekerasan. Padahal semestinya, seperti di beberapa negeri Eropa, polisi juga harus belajar tentang de-escalation techniques, conflict-resolving, dan tentu juga sebelum diterjunkan bertugas harus memiliki jam terbang yang panjang dalam menghadapi situasi sulit (Sumber).

Itu tentu belum termasuk kondisi mental polisi yang harus selalu diawasi saat bertugas agar beban kerja polisi yang berat, lalu tidak memberi dampak yang berbahaya bagi masyarakat yang seharusnya dilayaninya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun