Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Ratna

26 Februari 2014   17:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:27 202 1

Matahari mulai surut menarik diri dari bumi, membiarkan kegelapan beringsut masuk perlahan menjamah kehidupan didalamnya. Hawa panas ikut terbawa menghilang entah kemana berganti dingin yang lambat laun akan semakin menusuki pori – pori kulit yang tak berpakaian. Jalanan mulai dipadati para anak manusia berjejalan dijalan dengan wajah lelah, sendu, berharap lekas sampai dirumah; mandi, menikmati setiap tepukan – tepukan air ditubuh seolah dalam pelayanan pijat refleksi seorang tukang urut ternama, kemudian menghempaskan tubuh diatas kasur dua tingkat terasa nyaman saat hempasan dilawan balik oleh dua kasur itu hingga menimbulkan beberapa goyangan – goyangan yang akhirnya merayu mata untuk terpejam dan mulai berlayar menuju alam antah barantah, sungguh nikmat. Jam empat sore adalah waktunya para pekerja untuk menutup sejenak semua urusan yang berhubungan dengan pekerjaan, dan pulang. Namun, bagi Ratna, inilah waktunya untuk mulai bekerja, membuka warung pecel lelenya, mengatur dua steling - rak besar dan kecil yang terbuat dari stainless, mengangkat dan mengatur tiga meja panjang, menyusun kursi – kursi plastik disetiap sisi meja – meja panjang itu, meletakkan gelas – gelas, sambal, dan tisu diatasnya, serta memasang sebuah spanduk dengan lebar satu meter dan panjang dua meter digantung diatas steling - rak stainless besar sampai menjolor  kebawah dengan tulisan ‘Pecel Lele Mbak Ratna’.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun