Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Terbunuh Masa Lalu

25 Juli 2019   22:22 Diperbarui: 25 Juli 2019   22:24 141 11
Kinasih dengan mantel hangat dan tebal berdiri di sana. Tersenyum ke arahnya.

Fanggo tercekat. Senyuman itu terlihat begitu mengerikan. Dan memori Fanggo lantas berkelebatan mendapatkan ingat.

Tepat saat ingatan itu memenuhi ruang benak Fanggo, Kinasih mengangkat mantel panjangnya hingga ke atas paha. Sebuah tatoo bertuliskan huruf F nampak sangat jelas terlihat di paha mulus itu. Tapi...Fanggo ingat tidak ada tambahan tangkai bunga mawar melingkar di huruf itu dahulu. Apalagi dengan tambahan ornamen tatoo darah segar menetes itu!

"Sudah ingat sekarang kau lelaki keparat?! Perempuan yang kau jejali obat perangsang, kau perkosa lalu kau tinggalkan begitu saja di motel murahan?! Dan ternyata kaupun sudah menjualku ke mucikari bajingan yang memperjual belikan aku seperti barang! Aku yang katamu dahulu adalah kekasih yang tak pernah kau tinggalkan tapi malah kau telantarkan di dunia busuk penuh comberan?!" Mulut merah tipis itu tetap tersenyum. Manis namun mematikan.

Fanggo tergagap-gagap hendak menjawab. Dia ingat semua sekarang. Ah, Kinanti! Anak SMA yang dipacarinya dahulu sewaktu dia kuliah di Yogya! Dan dia memang sengaja menjualnya kepada mucikari karena saat itu Kinanti dihargai tinggi sekali. Lagipula waktu itu Fanggo sudah pernah melakukan hal yang sama beberapa kali. Di Jakarta, Surabaya dan Bali.

Kinasih atau Kinanti melemparkan senyuman maut untuk terakhir kali. Kepada Fanggo yang nampak mulai kejang-kejang namun tetap tak kehilangan kesadaran.

Wanita itu melangkah perlahan menuju pintu keluar. Sebelum menutup pintu gudang, tangannya meraih tombol pengatur suhu. Diputarnya ke -5 derajat Celcius.

Fanggo hanya merasakan jarinya yang kaku terlepas satu persatu.

----
Medan, 25 Juli 2019

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun