Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Jadilah Saja Gula

18 November 2018   19:59 Diperbarui: 18 November 2018   20:06 220 4
Percayalah. Kamu bukanlah luka. Sebab luka tak akan sanggup tersenyum, saat di hadapannya terhidang purnama.

Yakinlah. Kamu bukanlah duka. Sebab duka tak akan bisa bercerita, ketika pada matanya berhamburan pecahan airmata.

Kamu hanya merasa hambar. Seperti lilin yang habis terbakar. Dan tuanmu memalingkan muka. Pada pelita atau lilin lainnya.

Kamu hanya merasa pedih. Seperti berjalan di batas antara titik beku dan titik didih. Dan kamu lantas membatu. Di tengah musim kupu-kupu.

Jadi untuk apa pula meratap seolah harapmu tersangkut di atas atap. Kamu bisa lebih baik dari itu. Mengambil kilasan peristiwa yang paling tidak kamu suka. Kemudian memahatnya menjadi arca. Pajang di sebuah museum. Menyaksikan banyak pasang mata memandanginya kagum.

Berjanjilah. Dari sekian tumpahan luka dan duka yang bagimu membuat hati serasa dilumuri cuka. Kamu tetap merasa menjadi gula. Diseduh bersama hangatnya kopi. Pada pagi yang selalu mampu menyingkirkan sunyi.


Bogor, 18 Nopember 2018

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun