Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Cerita Taman Cempaka dan Aku

26 Juni 2012   04:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 69 0
Kulihat kaki langit memijak pada tamanmu

Berkejaran tetesan embun pada hijau daunmu

Jatuh basahi coklat tanah seperti warna kulitmu,

hingga merah senja datang layak cahaya rambutmu dulu yang menghitam ketika semua itu kau ingini

Kau tanami banyak cempaka, seperti itu namamu

Kau ijinkan kulihat rahasia-rahasia indahmu, seperti itu percayamu

Kau didewasakan bersama waktu dipelukan bundamu seorang,

seperti itulah indah gemulai tarimu yang ingin kulihat

Kenangan akanmu berkejaran dalam sempit otakku

Begitu juga dalam hati yang basah karena air mata yang mungkin tidak sesejuk embun ketika fajar

Mungkin kau sesali

Ketika kau pernah taruh kata-kata di dekat telingaku Mungkin pikirmu ku tidak punya hati

Sebab kata-kata itu tidak pernah sampai ke rongga hati

Seperti cempaka yang kau petik untukku

Yang mulai mengembang dan kubiarkan mati layu

Mungkin, itu akan abadi mewangi dalam harapku

Ndoro ayu, panggilku,

meski ku taruh wajahku di atas tanah tamanmu, kau boleh tetap robek jantungku

Mungkin mulutku yang menurutmu bau

Tidakkah kau mau beri aku wajahmu Setidaknya beri saja sedikit hatimu

Meski mungkin tak ada lagi cempaka yang kau petik lagi untukku

Entah ini lembayung fajar, ataukah senja Kau bawa pergi kah semua harummu

Bersama kapalmu yang menjauh menuju merah dan bulatnya matahari

Doaku, meski kau tak pernah tahu

Terus mengalun dalam gambar hitam putih kenangan Kelak kau dan ibundamu tengadahkanku

Dari basah coklat tanahmu oleh airmataku

Semoga bahagia

Semoga semakin harum taman cempakamu Tuhan jagai kau selalu selamanya,

sampai nanti kelak wajah dan hatimu mau menghampiriku

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun