Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Spirit Madinah Almunawaroh

16 Agustus 2022   16:15 Diperbarui: 16 Agustus 2022   16:25 747 4
Fenomena COVID-19 tidak saja menjeda satu dimensi kehidupan. Melainkan menjadi sejarah transisi multidimensi. Tak terkecuali di dunia umroh dan haji. Sebuah perjalanan spiritual, di mana  negara Indonesia termasuk menjadi pengirim cukup besar jumlah jamaah dari waktu ke waktu.

Terjedanya "kehidupan" oleh takdir global universal bernama bernama COVID-19, cukup memberi atmosfer baru, di mana kini kaum muslim Indonesia bisa kembali menjalankan ibadah di tanah suci, baik ibadah tahunan yakni haji, pun ibadah umroh yang waktunya bisa kapan saja.

Termasuk saya, sempat terjeda untuk ibadah umroh pada Maret 2020, lalu Allah perkenan di tahun ini. Tepatnya, pemberangkatan 15 Agustus 2022. Dan takdir ini saya dapati setelah 2015 silam saya mendampingi almarhum Bapak saya untuk ibadah umroh dengan segala rupa dramatismenya tersebab usia yang saat itu 85 tahun.

Bertolak dari Jakarta menuju Madinah. Disuguhi dengan megah dan santunnya Masjid Nabawi. Diarahkan pula menuju Raudlah, meski dengan cukup perjuangan untuk sampai masuk dan duduk dengan lantunan doa.

Tumpah. Pecah. Demikian gambaran sisi emosi di makamnya Rasulullah Muhammad Saw. dengan luas kurang lebih 330 meter persegi. Kecamuk haru, rindu, khusyuk, bertaut dalam sujud panjang. Sebuah kepuasan, sebuah kenikmatan. Mendawamkan doa terbaik atas hajat-hajat yang ada, berselawat sepenuh rasa atas Muhammad kekasih Allah, beristighfar dan menghamba atas lautan dosa.

Pantas memang, tempat mulia itu dirindu oleh seluruh muslim di seluruh dunia. Pantas pula, orang-orang bergegas menyambut seruan takdir pemberangkatan haji maupun umroh. Pantas pula, sekian orang rela hati menyisihkan rupiah demi rupiah demi untuk dapat merasakan spirit munajat di  tempat monumentalnya manusia muslim terbaik, Muhammad sang teladan sepanjang zaman.

Merasakan nikmatnya zamzam yang istimewa kandungannya, merasakan kedalaman nikmat salat lima waktu dalam kemegahan nabawi, lagi-lagi atas takdir Allah Swt. Terlepas, masih ada sebagian orang yang mempertanyakan tentang kenapa mesti bolak-balik ke tanah suci, sedangkan di negeri sendiri saja masih banyak lahan investasi sosial. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun