Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Bocah Kecil di Lampu Merah

10 Agustus 2020   15:34 Diperbarui: 10 Agustus 2020   15:54 130 17
"tok" "tok" "tok" jemari mungil bocah perempuan itu mengetuk pelan jendela mobil
wajahnya yang kuyu menempel pada kaca jendela
sebaris lendir mengalir dari lubang hidungnya yang berdaki
sepintas rasa jijik ingin segera mengusirnya
namun sepotong iba tiba-tiba menyeruak mencegahku
perlahan kuturunkan kaca jendela, menyunggingkan senyum padanya
Ia membalas dengan memelas, memperlihatkan deretan giginya yang kekuningan
Ia tak berkata apa-apa, tapi mata sayunya telah bercerita banyak
kusodorkan lembaran sepuluh ribuan, matanya berbinar
lirih bibirnya mengucap terimakasih, sambil menghirup baris lendir yang akan keluar dari hidungnya
Itulah saat pertama aku mengenalnya di pojok lampu merah dekat kantorku
sudah lebih setahun aku menjadi langganannya, dan dia menjadi langgananku
hingga suatu hari lampu merah itu telah bersih dari para pengemis cilik
konon kudengar mereka dibawa ke panti sosial
seperti ada yang hilang dari hari-hariku setiap melewati pojokan itu
aku jadi rindu pada wajah kremosnya
mungkin ibaku padanya,  membuatnya betah dengan kesuraman masa depannya
tapi hanya itu mampuku padanya,  mungkin tanpa rasa iba mereka tak akan kenal kebaikan
ahh sudahlah, semoga ia bahagia dalam asuhan yang berwenang
bagaimanapun ia berhak atas masa depan yang cerah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun