Mohon tunggu...
KOMENTAR
Palembang Pilihan

Karakter Wong Plembang Uji Wong Plembang

26 Februari 2024   01:31 Diperbarui: 26 Februari 2024   01:49 91 8

Hai ... hai ... hai ... Assalamu'alaikum wong Plembang. Salam kenal semuanya, saya dari Palembang. Serius nih, saya dak nyangko kalau bisa bertemu dengan kompasioner Plembang di sini. Eh, apa saya baru bangun, ya? Kok selama ini saya enggak tahu kalau punya teman Kompasiana yang wong Plembang.

Saya kaget saat membaca di temu komunitas ada komunitas 'Kompasiane Palembang'. Ternyata, Kompasiane Palembang ini sedang ngadain event. Kesempatan yang baik seperti ini jangan sampai terlewatkan sebab banyak cerita tentang Plembang yang bisa dibagi kepada orang banyak. Selain itu, saya akhirnya tahu kalau wong Plembang juga eksis di Kompasiana. Iyo, apo iyo?

Ngomong-ngomong tentang Plembang, wong di luar kota Plembang pasti sudah kenal dengan jembatan Ampera, sungai Musi, Pempek dan sebangsanya, kain songket dan jumputan khas Plembang. Iyo, dak?

Namun, yang pengen saya ceritakan itu bukan yang biasa didenger selama ini. Lah, memang apa sih yang ingin disampaikan tentang Plembang ini? Oke, kalau begitu saya mulai ceritanya, ya.

Mungkin bukan sekali dua kali teman-teman mendengar karakter wong Plembang yang kasar. Bahkan banyak yang takut bergaul dengan wong Plembang. Di luar, orang wanti-wanti loh sama orang Plembang.

Mertua saya pun ketika tahu saya orang Palembang juga akan takut. Perbedaan budaya Jawa dan Palembang bikin ibu mertua berkata,"Orang Palembang itu kasar-kasar loh, Le. Apa kamu tidak takut?" Saya sendiri baru tahu cerita itu setelah menikah.

Setelah menikah, ternyata anak menantunya yang Palembang ini tuh dak bikin ibu mertua jantungan kok. Malah setiap video call atau teleponan beliau merasa rindu. Keluarga Jawa pun tidak menyangka kalau saya orang Palembang.

Keluarga Jawa menilai kepribadian orang Palembang hanya dari berita. Berita tentang orang Plembang yang keras itu sangat banyak. Jadi, wajar saja jika anggapan tentang orang Palembang sama seperti ibu mertua.

Tingkat kriminalitas yang terjadi di Plembang tuh sangat banyak beritanya dimuat diberbagai surat kabar atau stasiun TV. Kalau baca harian Plembang, banyak sekali tindak kriminal terjadi di Plembang. Inilah yang membuat Palembang menjadi kota yang 'menakutkan' untuk disinggahi.

Saya sendiri yang tinggal di Plembang juga agak takut saat mendengar berita-berita seperti itu. Namun, pada kenyataannya tinggal di Plembang tidak seseram berita yang tersebar kok. Banyak  orang Plembang yang baik dan memiliki integritas yang tinggi, seperti Helmi Yahya dan Tantowi Yahya, dan lain-lain, serta tentu saja saya sendiri dong. Yeah, pencitraan dikit boleh, 'kan?

Citra wong Plembang sendiri rusak kebanyakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Aduh, iya, pastinya. Maksudnya, banyak loh pelaku kejahatan yang terjadi di Plembang itu bukan dilakukan oleh orang Plembang. Beberapa kejadian memang terjadi di Plembang, tetapi pelakunya berasal dari luar kota Plembang. Yang kena imbasnya siapa? Ya, wong Plembang.

Aslinya, wong Plembang itu baik. Sangkin baiknya, dia rela berutang demi tamu yang akan datang ke rumah. Eh, itu adab, ya. Maksudnya itu, pertemanan dengan orang Plembang tuh enak, dia akan memberikan yang terbaik untuk temannya. Setuju?

Selain itu orang Plembang memiliki sikap yang ramah banget meskipun kadang wajahnya kurang bersahabat. Jangan terpengaruh tampang luar, ya. Sejatinya, kalau kita baik, orang Plembang akan berlaku lebih baik lagi.

Nah, berani mencoba menyapa wong Plembang yang bermuka kurang bersahabat tadi? Coba saja, asalkan penyampaiannya baik, wong Plembang akan menyambutnya dengan ucapan yang renyah. Apalagi kalau makin lama bergaul,  keramahan mereka akan meningkat dengan menunjukkan bakat lainnya, bekelakar.

Wong Plembang itu suka sekali  bekelakar (bercanda). Dulu, saya suka ketawa menyaksikan acara 'Kelakar Betok' di TVRI. Kelakar mereka tuh bikin garuk-garuk kepala yang tidak gatal sambil mencari logika di balik candaan itu. Kok, biso yo wong Plembang membuat perut penonton sakit akibat kelucuan tingkah dan bahasanya.

Teman-teman yang orang Jawa akan kaget dengan karakter orang Sumatera, khususnya Plembang. Orang Plembang ini suka sekali ngomong to the point, langsung ke pokok permasalahan. Mereka enggak suka menyampaikan sesuatu berbelit-belit. Selain hemat waktu, penyampaian seperti itu  memudahkan pemahaman lawan bicara pada persoalannya. Meskipun ada beberapa lawan bicara yang kurang sreg dengan kondisi seperti itu.

Sebenarnya, buat teman-teman yang ingin tahu banyak tentang Palembang, teman-teman bisa menetap sebentar saja di Palembang. Nanti teman-teman akan merasakan sendiri budaya dan karakter wong Plembang. Sejauh ini sih, berasal dari pulau mana pun orang itu, jika sudah bergaul dengan orang Plembang, mereka akan belajar banyak hal.

Teman-teman sudah tahu belum kalau wong Plembang itu tidak ada yang nganggur loh. Nah, kok bisa sih dak ado pengangguran di Plembang? Tentu dong, karena wong Plembang itu kalau ditanya kegiatan setiap hari atau hari Minggu juga libur nasional, mereka akan berkata,"Ado gawean." Rajin 'kan wong Plembang sampai-sampai hari libur pun masih bekerja.

Eits, yang terakhir itu caro wong Plembang berkelakar alias bercanda, ya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun