Lelaki miskin itu bernama Pauper, mencintai kerjanya sebagai pemulung, hidup dari sampah-sampah kota. Dari sampah-sampah jualah dia membangun rumahnya. Atap dari seng-seng bekas dan dinding dari kardus. Orang-orang menyebut rumah si Pauper sebagai gubuk, tapi baginya itu istana.
KEMBALI KE ARTIKEL