Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Bila Cinta Sedang Diuji

26 Januari 2020   18:50 Diperbarui: 26 Januari 2020   18:52 267 1
Srek.. srek.. srek.. terdengar suara sapu lidi beradu dengan tanah, nyaring ke seluruh gang saat pagi menjelang.

Itu adalah suara Fitri (bukan nama sebenarnya )  sedang menyapu halaman rumah majikannya yang merupakan tetangga kami.

Setiap hari, nyaris di waktu yang sama, suara itu pasti terdengar dari rumah ujung di deretan gang yang  kami tempati.

Fitri memang asli orang desa. Dilihat dari dandanannya yang bersahaja. Bahkan saya nyaris tak pernah melihatnya bersolek.
Tapi nilai 8+ untuk kecantikannya.

Fitri merantau ke Semarang sejak masih perawan. Dan dipersunting pemuda sebelah perumahan yang bekerja sebagai kuli bangunan.

Saat ini suaminya sedang tergolek sakit. Keluar masuk rumah sakit. Bahkan dokter belum bisa menyimpulkan sakit apa sebenarnya suami Fitri ini.

Untuk menyambung hidup Fitri bekerja sebagai asisten rumah tangga di beberapa rumah komplek perumahan kami.

Subuh berangkat, selesai jam 10 siang, pulang ke rumah sebentar merawat suami lalu berangkat lagi sampai jam 02.00 siang.

Begitulah hari-hari ia menjalani hidup seakan tanpa beban.

Suatu hari seorang pria bermobil, menghentikan langkahnya. Si pria turun dari mobil seperti menyerahkan sesuatu. Tapi Fitri menolaknya. Pria itu mengejarnya, tapi Fitri terus berjalan tak menghiraukan. Sampai Fitri semakin menjauh dan laki-laki ini kembali ke mobil dan hilang dibelokan ujung gang.

Beberapa hari kemudian, pria itu datang lagi. Menunggu di ujung gang. Diam-diam saya mengamati. Lalu lelaki itu kembali menjalankan aksinya, kali ini dengan sekantong tas kresek entah isinya apa.
Mula-mula ia menunduk memohon dengan sangat agar Fitri mau menerimanya. Tapi Fitri tak goyah. Ia tepiskan tangan pria itu. Isi tas kresek terhambur ke tanah.

Lalu, teriakan kecil dari Fitri membuat pria ini tergopoh,  masuk ke mobil dan hilang di belokan gang, meninggalkan Fitri dengan beras, gula dan minyak goreng yang tercecer.

Sejak kejiadian itu si pria tak datang lagi.

Suatu hari saya iseng bertanya, "wingi kae sopo to mbak?" (Lelaki yang kemarin itu siapa to mbak?)

Lalu Fitri bercerita, bahwa lelaki itu adalah mantan bos dari suaminya. Ia tahu kalau suaminya sedang sakit dan membutuhkan biaya untuk berobat.

Pria itu  menaruh hati pada Fitri  dan sudah berkali-kali gagal menggoda Fitri. Keinginan pria ini sangat kuat. Terlebih ia sedang bermasalah dengan istrinya. Ia ingin agar Fitri mau menerima pemberiannya dan mau diajak pergi sekedar melepas hasrat kelaki-lakiannya.

Tapi meskipun Fitri orang desa, ia adalah wanita baik-baik yang tetap menghargai cinta suaminya. Jadi seberat apapun beban hidup yang ia rasakan, ia mencoba menjalaninya. Agar cintanya pada suaminya tetap bertahan.

Saat ini banyak wanita penggoda. Bahkan rela jadi pelakor demi lembaran-lembaran rupiah dan kesenangan hidup.

Perempuan yang menjalani kehidupan dalam kesusahan seperti Fitri mungkin jumlahnya banyak. Tapi yang mampu bertahan dari godaan bisa dihitung dengan jari.

Semoga suami Fitri segera diberi kesembuhan dan bisa menjalankan aktifitas seperti sedia kala.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun