Tatkala semua roda harus tertata dalam tatanan lintasan yang menjadikan semua membangun pola dan irama, bahkan warna pun ikut ambil bagian menjadi simbol yang menguak makna untuk berhenti, siap-siap, ataupun berjalan. Sesungguhnya begitu sederhana untuk mengatur segala letupan-letupan emosi yang berpacu. Tak jarang, budi dan hati mengabaikan makna terdalam itu dan melanggarnya demi sebuah egoisme sesaat yang seringkali membawa bencana dan laka.