Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Artikel Utama

Mengenal Anak Gifted Disinkroni

19 November 2013   10:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:58 10700 7

Sebenarnya sempat bingung ketika psikolog dan atau dokter anak yang berbeda punya diagnosa berbeda-beda pada anak saya. Ada yang mendiagnosa sebagai “Autis pintar atau lebih dikenal dengan istilah autis high function”, ada yg melabel “MSDD atau Multi System Development Disorder (ketidakteraturan perkembangan sistem), ada yang melabeli “Gifted Disinkroni”, ada pula yang melabeli "Asperger".

Seorang dokter sarankan saya agar tidak mempedulikan label itu, tapi lebih fokus ke arah tindakan penatalaksanaan sesuai kekurangan anak. “Tak perlu bingung, nanti kamu berputar-putar saja pada pencarian diagnosa. Pelajari saja semua dan pikirkan saja tindakan yang paling tepat untuk anakmu. Toh tidak ada tipe yang sama persis untuk setiap anak,” begitu nasehat beliau.

Jadilah saya memakai rumus gado-gado. Karena ada faktor alergi, saya jalankan diet. Karena ada faktor perilaku, saya jalankan terapi perilaku. Karena ada faktor sosialisasi, saya memberikan bimbingan bergaul, bermain, memulai percakapan dll.. Di awal, beberapa perilaku autis nampak sekali, tapi makin ke sini, gifted disinkroni-nya yang sangat menonjol.  Maka saya pun tertarik menuliskannya di sini. Tulisan ini sebenarnya pernah saya tulis di twitter @totti_mom tapi nggak ada salahnya saya berbagi di Kompasiana dengan beberapa tambahan. Barangkali bisa memberikan gambaran.

Gifted Disinkroni, apa itu?

Gifted        = Berbakat /cerdas luar biasa

Disinkroni   = Tidak Selaras

Jadi Gifted disinkroni adalah sebutan bagi anak yang secara intelegensi memiliki kecerdasan luar biasa namun memiliki hambatan perkembangan karena adanya ketidakselarasan. Ketidakselarasan bisa terjadi di berbagai faktor.

Contoh paling mudah kita temui adalah Einstein. Sedikit cerita ya. Albert Einstein, kelahiran Ulm, Jerman 14 Maret 1879, ketika hampir berusia 3 tahun menyebabkan orangtuanya sangat cemas. Dia tidak bicara di saat adik bayinya sudah ngoceh. Tapi di kemudian hari terbukti bahwa dirinya orang yang luar biasa cerdas. Ketika duduk di kelas menengah, guru-guru membencinya. Mengapa? Karena Einstein selalu mengajukan soal-soal yang sangat sulit. Sementara teman-temannya iri akan kemampuan istimewanya. Hal itu menyebabkan Einstein tidak betah, lalu berpura-pura sakit demi sepucuk surat keterangan dokter, agar dia bisa keluar dari sekolahnya. Hehehe... kocak ya. Saya berpikir disinkroni Einstein dalam bidang bahasa, saat itu turut mempersulit sosialisasi dengan kawan-kawannya. Ini satu contoh disinkroni.

Contoh lain, anak seorang kawan, 14 tahun, cerdas luar biasa dalam bidang bahasa dan sejarah. Dia menguasai bahasa Inggris lancar yang dipelajari secara otodidak. Itu menjadi modal dia untuk belajar sejarah dunia. Apa pun soal sejarah dunia dia paham. Dia bahkan bisa fasih berdebat di forum internet tentang sejarah dengan orang-orang asing. Tapi di sekolah? Dia dijuluki Robocop, manusia setengah robot, tidak pernah bisa bicara dan tanpa ekspresi. Dia tidak pernah mewakili sekolah dalam lomba-lomba sejarah, karena tidak seorang guru pun yang tahu kemampuannya. Sayang bukan? Anak ini mampu berkomunikasi secara tertulis dengan baik, tapi kemampuan komunikasi lisannya njomplang. Inilah contoh hambatan disinkroni.

Bagaimana Gifted Disinkroni itu?

Tidak ada gambaran yang pasti, karena satu sama lain anak Gifted Disinkroni punya problem berbeda. Saya bagi berdasar pengalaman saya saja. Menjalani kehidupan bersama seorang anak Gifted itu bisa menyenangkan tapi bisa juga membuat hari-harimu terasa beda banget.

Bagi orang awam, pasti menakjubkan melihat seorang anak sudah bisa membaca SENDIRI majalah anak dengan lancar pada usia 3 tahun dan memahami isinya.  Sementara teman sebayanya masih eja huruf, dia sudah baca majalah. Anak Gifted-ku pernah membuat heboh ibu-ibu di sanggar, saat dia membaca dengan lancar papan petunjuk. Kok bisa sih? Sekolah di mana? Dst. Saat itu usianya baru mau 3 tahun.

Tapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa punya anak Gifted itu seperti mengendarai mobil formula satu di jalur lambat, bakal nabrak-nabrak.

Anak Gifted dan Program Akselerasi

Perlu saya garis bawahi dulu bahwa anak Gifted bukan semata-mata anak-anak yang duduk di kelas akselerasi. Untuk menentukannya harus melalui test. Kadang ada kawan yang bertanya, ”Anakmu gifted, kenapa tidak masuk akselerasi?” atau “Anakku masuk kelas Akselerasi tapi kok tidak dimasukkan sebagai Gifted ya?”

Pada awalnya kelas akselerasi memang dibuat pemerintah untuk mewadahi anak-anak Gifted. Pemerintah mungkin berpikir bahwa anak cerdas luar biasa ini perlu diberi akses lebih cepat menempuh jenjang pendidikan.

Tapi seiring perkembangannya, ternyata Gifted yang dimaksud pemerintah berbeda, yakni cenderung ke anak-anak yang ingin mempercepat pembelajaran di sekolah. Sementara anak Gifted dengan karakter uniknya, tidak memerlukan percepatan pembelajaran, tapi memerlukan wadah untuk mengembangkan kemampuan.

Anak Gifted tahu persis apa yang mereka ingin pelajari dan program belajar akselerasi belum tentu bisa sesuai kemauan mereka. Ada anak gifted yang memiliki bakat luar biasa pada matematika, tapi merasa belajar IPS itu hanya membuang waktu mereka saja. Bukan tidak mampu, tapi tidak mau. Sehingga akhirnya meskipun ada akselerasi, anak-anak Gifted tetap saja tidak terwadahi. Akselerasi kini menjadi semata percepatan saja, sesuai namanya. Sebenarnya pemerintah sesuai PP no 17/2010  tentang PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN selain program percepatan, wajib menyelenggarakan program pengayaan, yang mungkin bisa lebih pas bagi anak Gifted. Tapi di banyak sekolah yang umum ada, adalah akselerasi.

Bagaimana menentukan Giftedness?

Anak Gifted ditentukan setelah menjalani serangkaian tes IQ & wawancara. Bisa makan waktu beberapa hari oleh psikolog, umumnya berdasarkan pengalaman saya dengan metode Weischler. Bisa juga penentuan anak Gifted dilakukan setelah ketika menjalani tes IQ dengan metode Binet menunjukkan angka sangat tinggi, kemudian diulang dengan Weischler. Setelah serangkaian tes, maka bisa ditentukan apakah anak Gifted atau hanya cerdas biasa. Dari hasil tes juga diketahui apa ada unsur Disinkroni

Apabila ada unsur Disinkroni pada anak Gifted maka temuan ini bisa digunakan untuk menelusuri sebab kesulitan belajar anak. Apakah anak Gifted juga mengalami kesulitan belajar? Ya, jika ditemukan Disinkroni. Seorang psikolog menjelaskan pada saya, bahwa Disinkroni bisa terlihat ketika nilai IQ potensial & performance beda

IQ potensial adalah nilai IQ "asli" yang ada pada diri anak. Sedang IQ performance adalah nilai IQ "yang ditunjukkan" oleh anak. Pada anak Gifted dengan Disinkroni maka biasanya IQ potensi sangat tinggi, banyak yang capai 170. Tapi performance tidak setinggi itu, kadang bahkan terlihat rendah. Perbedaan point IQ menunjukkan seberapa parah anak Gifted mengalami Disinkroni. Maka tak jarang orang salah sangka, dipikir bodoh ternyata Gifted. Makin jauh beda skor IQ potensi & performance maka akan makin besar masalah anak

Banyak anak Gifted adalah anak bermasalah di sekolah & rumah. Sulit diatur, suka mogok sekolah, sulit berteman, tergila-gila pada satu topik dll.. Kelainan-kelainan itu mungkin saja dialami oleh anak berkebutuhan khusus lainnya, seperti ADHD, asperger, & autis. Tapi menurut psikolog anak yang saya temui, jika dilakukan observasi akan tetap berbeda.

Ketika sampai ke titik inilah, tugas orang tua & psikolog untuk mengupayakan agar performance anak Gifted bisa ditingkatkan. Caranya tentu dengan menelusuri masalah-masalah yang dialami anak. Ortu & psikolog harus tahu letak  Disinkroni di mana? Jika anak Gifted bermasalah di verbal, ya bantu di situ. Lemah di motorik, lakukan terapi & latihan. Jika anak Gifted bermasalah dengan sensorinya, ya lakukan terapi sensori integrasi (SI). Periksa juga pencernaan, karena kadang ada faktor alergi juga.

Setelah menjalani penatalaksanaan, maka perlu dilakukan tes ulang pada anak Gifted untuk tau kadar Disinkroni, berkurang atau tidak. Tanpa langkah ini akan sulit

Anak Gifted baru bisa berprestasi jika Disinkroni berkurang. Logis saja, bagaimana bisa berprestasi jika misalnya kemampuan berbicara rendah? Nah bagi pembaca yang punya anak dicurigai gifted segera lakukan test ya. Kenapa saya tekankan agar anak Gifted dibenahi dulu Disinkroninya? Agar mereka bisa diterima di masyarakat dengan baik & bisa berprestasi.

Perlukah Perbaikan unsur Disinkroni?

Kenapa harus diperbaiki? Ya agar anak Gifted Disinkroni bisa tetap diterima dengan baik di masyarakat sehingga bisa berprestasi. Waktu saya bicara seperti ini, saya banyak ditentang oleh para ortu anak Gifted dan dianggap mengabaikan karakteristik gifted mereka. Sama sekali tidak.

Saya justru berpikiran bahwa ortu anak Gifted harus mengambil langkah progresif demi membantu anak-anak kita sendiri. Ortu anak Gifted Disinkroni tidak boleh abai bahwa tidak semua masyarakat umum di Indonesia paham apa itu gifted apalagi Gifted Disinkroni. Kita tidak bisa melulu memaksa masyarakat untuk memahami anak Gifted Disinkroni, tapi akan lebih strategik membuat mereka mengerti, sembari orang tua kita memperbaiki kekurangan anak agar dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat

Di mata saya, adalah bukan sikap yang benar jika dengan alasan anak Gifted maka ortu bersikap pasif saat ada hambatan pada misalnya, kemampuan bahasa anak.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, apakah bisa anak Gifted mengalami keterlambatan bicara? Ya tentu bisa dan banyak terjadi. Einstein seperti saya ceritakan di atas, buktinya. Namanya juga Disinkroni

Ada lho anak Gifted yang mampu mengarang sebuah artikel ilmiah dalam bahasa Inggris tapi mendadak "gagu" saat berbicara. Atau dalam usia balita mampu mengerjakan soal matematika setara usia 12 tahun tapi sama sekali “tidak bisa” berbicara. Nah anak Gifted seperti ini menurut saya ya harus dibantu.

Ada juga anak Gifted yang hiperaktif & rentang konsentrasi pendek sehingga tidak pernah selesai mengerjakan soal. Nah apa harus dibiarkan anak-anak seperti ini? Seorang Bapak yang anaknya gifted di sekolah umum, dengan nada acuh sedikit bangga bercerita bahwa guru si anak harus mengejar-ngejar anaknya hingga keluar kelas, agar mau mengerjakan soal. Sampai kapan guru mau melakukan itu? Sampai kapan sistem mau memahami hal seperti ini? Kenapa ketika tahu anaknya gifted si Bapak itu malah bersikap pasif? Menurut saya, bantulah anakmu sesuai apa yang mereka butuhkan, maka anak akan berkembang. Gifted bukan sesuatu yang hanya cukup dibanggakan, itu adalah talenta istimewa yang diberikan Allah, maka tanggung jawab sebagai ortu tentu akan menjadi lebih berat untuk mengembangkan dan membimbing.

Bukan berarti kita menghilangkan karakter anak Gifted ya. Tapi jika mampu diperbaiki Disinkroni-nya kenapa tidak? Alangkah baiknya jika bisa berkembang menjadi sinkron.

Kriteria Dasar Penentu Giftedness : Score IQ

Sekarang soal karakter-karakter yang dimiliki anak Gifted. Kriteria dasar yang terpenting dari anak Gifted adalah potensi IQ yang sangat tinggi, jauh di atas rata-rata. Biasanya mencapai 130 Weschler. Mungkin ada yang masih test pake metode Binet, score-nya terbaca sampai 170 tapi di Weschler jadi lebih rendah. Menurut psikolog anak saya, itu tidak jadi masalah, karena skala memang berbeda

Enaknya test memakai Weschler adalah score yang lengkap. Weschler Adult Intelligence Scale (WAIS) bahkan terbagi atas 15 subjek. Tapi yang utama adalah 5 subjek: Verbal Compre, Perceptual Reasoning, Processing Speed, Working Memory, dan Full Scale.

Nah IQ anak Gifted yang rata-rata mencapai 130 skala Weschler atau di atas Very superior tentu menimbulkan karakter unik yang lain, apa itu? Berikut hasil penelusuran saya lewat fakta keseharian.

Karakter Unik Anak Gifted dalam Keseharian

Kalau tadi saya bicara panjang lebar soal Disinkroni secara teori, maka sekarang yuk bicara soal fakta keseharian Gifted, secara umum dari pengalaman saya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun