Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Tuduhan Terselubung, Begitu Pedih

10 April 2021   20:00 Diperbarui: 10 April 2021   20:15 200 41
Ada insinuasi yang kuterima darimu. Begitu pedih. Aku tak bisa menahan diri dari kesukaran yang kau berikan. Kembali aku pada hujan deras yang paling deras. Rekam jejak yang menyakitkan perasaanku ada hari ini. Sejarah yang dahulu kembali terulang. Yang kutuai adalah semak duri.

Tuduhan terselubung/insinuasi tentang pikiranku, buatku jatuh pada dosa yang merayu. Benci, marah, kecewa, sendiri. Ah, kenapa harus aku yang berbeda. Ini sebuah kisah tentang kekalahanku. Aku tidak baik-baik saja. Bahkan untuk memahami diriku sendiri, itu tak bisa kulakukan. Terlalu sakit atas apa yang kudengar.

Sudahlah, aku yang keliru. Aku yang selalu salah. Untuk apa bertahan dalam harapan. Harapan dipahami olehmu, diriku sendiri pun tak mampu memahami diriku. Aku benar-benar ingin beranjak, menjauh sejauh-jauhnya darimu. Walau aku tahu, itu akan menyulitkan. Namun sepertinya tak ada beda, kau tetap ada atau tidak,  aku tetap terluka. Tak terlihat dan terasing.

Lagi, aku harus kalah dengan kemalangan. Dingin sudah kembali menjalari relasi antara aku dan kau. Aku lelah. Butuh menepi dan berdiam diri. Beristirahat darimu. Tak ingin mata telanjangku basah oleh genangan air, namun aku gagal untuk itu. Ada patah hati yang menduduki jiwa dan pikiranku.

Kubiarkan hasrat yang salah bertamu di hatiku. Jatuh pada ratapan yang seharusnya tidak kurasakan. Menikmati hujan yang bukan milikku. Aku tak lagi menjadi diriku. Entah sampai berapa lama lagi, aku harus menanggung duka luka ini. Sudah lama sekali, aku terpaksa untuk terbiasa mempersiapkan diri atas trauma psikis yang mau tak mau harus kualami. Jika sekiranya kesendirian ini tak pernah ada. Jika sekiranya keberterimaan sungguh ada.

Disabilitas ini sungguh menyulitkanku. Begitu pedih, menyesakkan. Insinuasi yang kuterima adalah rekam jejak yang menyakitkan.
Andai kau tahu.
Sungguh aku tak pernah ingin berbeda.
Tak ingin memiliki disabilitas.
Tak ingin patah atas yang terlihat dan terdengar olehku.
Mungkin kau tak akan pernah tahu, karena mungkin sebenarnya aku tak pernah kau anggap ada.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun