Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Paradoks Belanja Hari Raya Ketika Pandemi

12 Mei 2021   19:00 Diperbarui: 12 Mei 2021   19:15 33 2
Menjelang hari raya idul fitri, masyarakat disibukkan dengan berbelanja untuk kebutuhan di hari raya. Walaupun pada masa pandemi sekarang, kondisi seperti ini tidak bisa dibendung. Terlebih ada ajakan dari seorang menteri untuk belanja baju lebaran. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, punya cara jitu mendongkrak perekonomian yang lagi lesu karena pandemi. Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu minta rakyat tetap beli baju saat Lebaran nanti, meski mudiknya tetap dilarang.(Wartaekonomi.co.id, 24/4)

Faktanya, salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bandung dipadati pengunjung. Memasuki kawasan pusat perbelanjaan, keramaian semakin terlihat. Banyak pengunjung berlalu lalang, bahkan sebagian di antaranya tampak berjubel. Kondisi tersebut seakan menggambarkan layaknya situasi normal sebelum pandemi COVID-19 melanda. Bedanya, pengunjung umumnya menggunakan masker.(sindonews.com, 8/5)

Dengan kondisi seperti ini, tampak tidak adanya keselarasan antara kebijakan yang satu dengan yang lainnya. Di satu sisi, masyarakat dilarang berkerumun untuk pencegahan virus. Di sisi lain, masyarakat diminta untuk tetap berbelanja agar bisa mendobrak perekonomian yang sedang lesu. Sungguh kebijakan penuh ironi bahkan paradoks.

Jika memang pemerintah serius dalam hal menangani pandemi ini, seharusnya kebijakan yang dikeluarkan itu ada keselarasan. Jangan ada kebijakan yang berbenturan, sehingga membuat masyarakat bingung. Karena dengan dibukanya pusat perbelanjaan, walaupun para pengunjung menggunakan masker tapi kerumunan itu tetap ada, kemungkinan penyebaran virus pun masih bisa terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah lebih mementingkan kondisi perekonomian daripada kesehatan masyarakatnya. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun