Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Ada Awal Pasti Ada Akhir

1 Oktober 2022   06:47 Diperbarui: 1 Oktober 2022   06:56 421 1
ADA AWAL PASTI ADA AKHIR

Luwungragi Bulakamba jumat (30/9/2022), hidup sebenarya menjalani sebuah cara bagaimana mati, Sedangkan Allah SWT menciptakan kematian dan kehidupan adalah untuk menguji, siapakah manusia yang paling baik amalnya.

Ada nasehat yang sangat baik di sampaikan oleh K.H. Subhan Ma'mun  yang dapat penulis catat, saat pelepasan Alm. H Makhrus Sidiq Luwungragi.

Pertama, tentang kesaksian orang yang hidup terhadap orang yang meninggal.
Ucapan orang yang hidup akan diamini para Malaikat dan menjadi  kesaksian baik akan pengharapan kepada Allah SWT, melimpahkan kebaikan dan kehidupan baru bagi orang yang meninggal.

Rasullah bersabda " Orang yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga (HR. Muslim)

Sebuah kesaksian orang yang hidup, menjadi kesaksian kepada Allah SWT, atas kebaikan selama hidup di dunia dan menjadi doa untuk mendapatkan ampunan dan keberkahan di alam selanjutnya.

Kedua, orang mati tergantung kebiasaan masa hidupnya.
Kematian akan mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh seseorang  semasa hidupnya. Kalau orang ahli dzikir, maka akan terus berdzikir menjelang ajalnya tiba.

Berbuatlah kebaikan dan amal shalih, supaya dalam diri kita terus melakukan kebaikan sampai kebaikan tersebut menemani saat kematian tiba.

Bentuk ibadah apapun, kalau di istikomahkan akan menjadi rutinitas kemanapun berada. Dan menjadi usaha untuk selalu ingat kepada Allah SWT. Almarhum adalah salah satu orang yang selalu berdzikir mengingat Allah dan memuji-Nya.

Almarhum pun menjadi Imam di musholah, mudah-mudah kebiasan memimpin menghadap Allah SWT dan melakukan  rutinitas dzikir menjadi saksi dan bukti sebagai penanam kebaikan dan selanjutnya akan menuai saat menghadap Allah SWT.

Ketiga, orang yang matinya hari jumat.
Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malam jumat melainkan Allah melindunginya dari siksa kubur (HR. At-Tirmidzi)

Almarhum meninggalnya hari Jumat, mudah-mudahan Allah SWT.  melindungi almarhum dari siksa kubur. Aamiin

Kempat, mengusahakan husnul khotimah.
Dengan membiasakan diri beribadah pada Allah SWT, dan melakukan hal- hal yang baik serta berharap mendapatkan anugrah husnul khotimah. Mudah-mudahan kita akan memperolehnya dari usaha yang selalu dilakukan dan pertolongan Allah SWT.

Meninggal pada hari apapun, yang penting mendapatkan anugrah husnul khotimah. Berdoalah meminta husnul khotimah dan menjadi ucapan rutin dalam setiap doa, sehingga amal kebaikan dan ibadah selama masa hidup kita tidak sia-sia karena akhir kehidupannya ditutup dengan kebaikan dan dzikir kepada Allah SWT. Selalu berharap agar menghadap Allah SWT dalam kondisi baik, menjadi hamba yang ingat kepada Allah SWT, Dzat yang menciptakan dan Dzat yang disembah.

Kelima, Ikhlas kepada yang meninggal kembali kepada Allah SWT.
Peristiwa yang paling niscaya tidak bisa diingkari  adalah kematian dan akan dialami oleh semua makhluk hidup.

Terkadang sakit menerima takdir kematian. Allah SWT adalah Dzat pencipta takdir dan Allah SWT  tidak akan membebankan seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.

Ketika seseorang ridho menerima takdir yang menimpa dirinya, maka ia akan  menerima setiap ketentuan Allah SWT, ridho kepada qodho dan qodar Allah SWT, ikhlas dan rela menerima apapun yang diputuskan Allah SWT kepada dirinya tanpa syarat, dan menganggapnya sebagai sesuatu kebaikan atau cobaan yang perlu dihadapinya. Itulah perilaku seorang hamba terhadap Dzat yang menciptakannya.

Perjalanan orang yang akan menghadap Allah SWT janganlah dihalang-halangi dengan ketidakikhlasan menerima keputusan Allah SWT. Semua orang akan kembali pada-Nya. Tinggal menunggu kapan dan tidak tahu dimana tempatnya.

Ridho merupakan buah dari cinta seorang mukmin kepada Allah SWT. Sebagaimana seseorang yang mencintai orang lain, ia akan menerima semua keinginan dan tuntutan dari yang dicintainya. Begitulah juga seorang hamba, wajib menerima dan menjalani keinginan dan tuntutan Allah SWT.
 
Keenam, ada awal ada akhir.
Semua  kehidupan di alam dunia, tidak ada yang abadi, sifatnya hanya sementara. Ada awal pasti ada akhir

Tidak ada yang terdahulu sebelum Allah SWT  di dunia ini (Qidam).  Semua yang ada di alam semesta adalah ciptaan Allah SWT.  Ada awal dan penciptaan sekaligus Allah lah Dzat yang mengakhirinya.

Posisi manusia juga sama, apapun yang dikerjakan, ada awal juga dipastikan ada akhir. Kita bekerja sekarang kelak tidak bekerja. Adanya sesuatu karena diadakan maka akan hilang atau kembali pada Dzat yang mengadakan.

Ada awal pasti ada akhir, jangan memiliki rasa kepemilikan akan suatu hal dalam hidup di dunia  sebagai sesuatu yang abadi. Semua yang dilakukan manusia hanya sifatnya sementara. Semua di dunia milik Allah SWT dan akan kembali pada pemilik-Nya, Allah SWT.
Innalillahi wainna Ilaihi roji'un.

Lukmanrandusanga (1/10/2022)
Ngaji Karo Kang Kaji

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun