Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Keceriaan Perayaan Imlek di Kota Kecilku

22 Januari 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:34 533 0

Semarak perayaan tahun baru Tionghoa “Imlek” di kota kecilku, kota yang berada di lembah Lereng Selatan Pegunungan Argopuro ini dipastikan akan berlangsung meriah. Kemeriahan ini tampak jelas dengan beragam aktivitas yang bakal dilakukan jelang tahun baru Tionghoa 2563. Salah satunya adalah berbagai macam aksesoris yang dijual oleh para pedagang “Cina dadakan” yang menjual berbagai macam bentuk lampion, kalender Tiongkok, berbagai model Angpao dan tulisan-tulisan aksara Mandarin ( ex: Gong Xi Fat Choi ).

Di sudut utara alun-alun kota kecilku ini, arah ke pantai, terdapat sebuah tempat peribadatan umat Khonghucu “kelenteng” atau apalah namanya, aku kurang tahu. Disini sangat terasa keceriaan dan kehangatan suasana perayaan Imlek.

Imlek merupakan sebuah peristiwa budaya yang terjadi di Cina Daratan beribu tahun silam. Namun, Imlek bagi umat Khonghucu bukan hanya sebagai peristiwa budaya, Tahun baru Imlek merupakan rangkaian acara agamis berupa ritual “sembahyang” yang panjang bagi mereka, yang berlangsung selama kira-kira tiga minggu, dimulai dengan “sembahyang leluhur”,sembahyang kepada para suci/shen ming”, “sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa/Tian ”, dan berakhir dengan “sembahyang bumi atau cap go meh”. Ritual-ritual persembahyangan ini diilaksanakan setiap Tahun Baru Imlek.

Kembali lagi ke kemeriahan perayaan Imlek disini, di “kuil/vihara/kelenteng” ini, terdapat sesuatu unik dan sangat menarik perhatian setiap mata yang memandang yang tidak dijumpai di ruko-ruko ataupun pedagang “Cina dadakan”. Disini terdapat replika pohon dan bunga-bunga cantik berbagai ukuran yang anggun dan sedap dipandang. Bunga itu adalah Mei Hwa. Bunga Mei Hwa ini terbuat dari bahan dasar plastik sebagai penghias dan kayu ranting sebagai batang pohonnya.

Umat Khonghucu meyakini bahwa Pohon Mei Hwa adalah tumbuhan yang bisa rnendatangkan harapan dan rezeki bagi siapa saja yang memasangnya pada saat perayaan Imlek berlangsung. Sebagian besar umat Khonghucu menyebut Mei Hwa sebagai bunga keberuntungan. Mei Hwasendiri berarti “Mei” itu “Cantik”, dan “Hwa” itu artinya “Bunga”. Jadi bisa disimpulkan Mei Hwa merupakan bunga yang cantik, seperti nama kekasihku, “Wang Mei / ” , “Ratu yang Cantik” hehe…………….

Bunga endemik dari Cina ini memiliki nama latin “Prunus mume”. Karena keelokannya. Bunga ini dijadikan sebagai bunga Nasional oleh pemerintah Negara Tionghoa Daratan. Bila dilihat sepintas, bunga ini bagaikan pinang dibelah dua dengan bunga Sakura, bunga Nasional Jepang. Namun, yang menjadi ciri khas bunga ini adalah bunga Mei Hwa tidak bergerombol seperti bunga Sakura.

Itu karena dedaunan bunga Mei Hwa cepat berguguran, dan bunga itu bertebaran melayang-layang di angkasa ke segala penjuru angin sesaat menjelang Imlek. Gugurnya bunga-bunga dan dedaunan itu menandakan bahwa “musim semi” (di daratan Cina) telah tiba. di belahan bumi manapun, musim semi selalu dinanti dan disambut dengan hangat. Jadi tumbuhnya sekuntum bunga “Mei Hwa” sangat sarat dengan makna semangat baru, harapan baru, kehidupan baru, dan keberuntungan yang baru.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun