Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Diary Diplomasi 1: Catatan Mengenai Perkembangan Awal Diplomasi

27 Januari 2021   11:53 Diperbarui: 27 Januari 2021   12:35 306 24

Diplomasi bisa dilakukan seorang warganegara atas nama pribadi dan juga atas nama negara yang memberinya tugas sebagai seorang diplomat. Sebagai seorang individu, seseorang sebenarnya menjalankan praktek-praktek diplomasi, misalnya negosiasi, dalam kesehariannya. Meyakinkan orang lain bahwa rencana kegiatannya adalah baik dan bermanfaat adalah kegiatan sederhana dari diplomasi.

Diary atau catatan kuliah ini lebih banyak bicara tentang diplomasi dalam hubungan internasional (HI). Sebagai sebuah catatan kuliah, tulisan ini memang ditujukan ke mahasiswa di jurusan HI, namun saya juga berharap catatan ini bisa bermanfaat bagi pembaca umum (general readers). Di perkuliahan, mahasiswa diwajibkan membaca tulisan-tulisan akademik (buku dan artikel jurnal) sebagai bacaan utama. Sedangkan catatan kuliah ini berfungsi sebagai materi tambahan dengan gaya bahasa yang lebih santai.

Definisi Diplomasi
Menurut KBBI, dip·lo·ma·si adalah: 1 urusan atau penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara dan negara yang lain; 2 urusan kepentingan sebuah negara dengan perantaraan wakil-wakilnya di negeri lain; 3 pengetahuan dan kecakapan dalam hal perhubungan antara negara dan negara; 4 kecakapan menggunakan pilihan kata yang tepat bagi keuntungan pihak yang bersangkutan (dalam perundingan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan sebagainya).

Definisi KBBI di atas dapat dikatakan sebagai sangat realis atau berorientasi pada negara. Bahwa diplomasi hanya dilakukan oleh negara, tanpa ada peluang bagi aktor-aktor non-negara, seperti organisasi internasional/regional, lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelompok-kelompok epistemik (pakar di bidang tertentu). Bagi pembuat KBBI, negara adalah satu-satunya aktor dalam diplomasi antar-negara.

Oleh karena itu, definisi itu perlu direvisi dengan mengikuti perkembangan diplomasi pada saat ini yang melibatkan aktor-aktor selain negara.

Sejarah singkat
Jika diplomasi dimaknai sebagai kegiatan negosiasi, maka diplomasi sudah ada dan dilakukan sejak manusia hidup bersama manusia lain dalam kelompok-kelompok. Diplomasi menjadi upaya seseorang melakukan sesuatu tanpa menganggu orang lain. Untuk melakukannya, orang itu perlu melakukan negosiasi, misalnya membujuk dan meyakinkan, kepada orang lain bahwa tindakannya bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya, ketika diplomasi diartikan sebagai tindakan sebuah negara dalam menjalankan hubungannya dengan negara-negara lain, maka asal-mula praktek diplomasi dapat ditelusuri pada masa awal munculnya sistem negara-bangsa. Itu adalah suatu masa ketika negara-negara belum mewujud ke bentuknya yang modern seperti sekarang ini.

Sumber-sumber tertulis mengenai diplomasi dapat ditarik ke abad ke-4 S.M. Pada masa itu, Kautilya telah menulis Arthasastra mengenai kenegaraan. Kautilya menuliskan analisisnya tentang diplomasi, khususnya berkaitan dengan tujuan, instrumen, praktik dan metodenya. Banyak analisis Kautilya yang masih digunakan, antara lain: konsep Rajamandala (lingkaran negara-negara atau yang sekarang dikenal dengan ‘lingkaran-lingkarang konsentris’ atau concentric circles).

Melalui konsep itu, Kautilya menjelaskan aspek geopolitik dari diplomasi secara rinci. Konsep itu menegaskan arti penting geografi dalam merumuskan diplomasi dan politik luar negeri suatu negara. Bahwa politik antar anggota masyarakat internasional yang berbeda, pada dasarnya ditentukan oleh konstelasi antara: sahabat atau musuh atau netral. Negara-negara sahabat akan berada di dalam lingkaran paling dekat, disusul lingkaran yang berisi negara-negara netral, dan lingkaran terluar berisi negara-negara musuh.

Setelah itu, diplomasi berkembang pada masa Yunani juga memberikan fondasi bagi diplomasi pada masa kini. Kekaisanan Yunani abad 5-6 SM merupakan salah satu peradaban tertua di dunia yang berkontribusi terhadap praktek diplomasi. Menurut mitologi Yunani, dewa bangsa 'Olypi' dan Hermes terlibat kegiatan-kegiatan diplomatik. Kabarnya, Zeus, raja para dewa, menugaskan Hermes untuk misi-misi diplomatik yang sulit, termasuk membunuh Argos.

Selain itu, pada abad ke-6 S.M, warga kota Yunani memilih ahli pidato terbaik sebagai utusan mereka. Utusan-utusan ini dipercayai mampu membela masalah mereka di depan majelis rakyat dari kota-kota lain untuk melakukan perundingan atau negsiasi. Mereka mengajukan proposal perundingan secara terbuka melalui pidato. Jadi, para utusan itu terlibat dalam perundingan atau negosiasi secara lisan dan terbuka di muka umum.

Diplomasi Lama dan Baru
Dalam perkembanganya, diplomasi mengenal istilah diplomasi lama (tradisional) dan baru). Diplomasi tradisional telah menjalankan proses komunikasi di antara negara-negara modern. Pemimpin negara memandang perlunya negosiasi antar-negara dijalankan secara teratur. Dalam prakteknya, diplomasi lama dilakukan secara bilateral dan bersifat rahasia (covert diplomacy). Diplomasi tradisional juga memberikan hak istimewa dan imunitas kepada diplomat. Agenda diplomasi tradisional sangat tergantung pada isu-isu yang dinegosiasikan oleh para diplomat dan cenderung sempit. Oleh karena itu, diplomasi tradisional cenderung memberikan peluang lebih besar kepada para diplomat untuk menentukan agenda diplomasi antar-negara.

Sementara itu, diplomasi baru berkembang pesat setelah diplomasi tradisional gagal dalam mencegah peperangan, seperti Perang Dunia I. Kegagalan diplomasi lama telah menimbulkan kebutuhan untuk membuat sistem diplomasi yang berbeda dan baru demi mencegah perang dan membangun perdamaian dalam hubungan antar-negara. Praktek-praktek baru berdiplomasi muncul, yaitu praktek negosiasi atau berunding secara terbuka kepada publik (overt diplomacy), bukan lagi tertutup dan rahasia. Perkembangan dan kebutuhan terhadap diplomasi baru mendorong perlunya pembentukan sebuah organisasi internasional, yaitu Liga Bangsa-Bangsa (LBB, pada 10 Januari 1920), sebagai forum multilateral untuk menjaga perdamaian dunia.


Singkat kata, evolusi atau perkembangan diplomasi ini menggambarkan bahwa diplomasi dalam bentuknya yang sekarang merupakan hasil dari sebuah proses sejarah dipomasi yang panjang. Proses itu membentuk sistem dan struktur diplomasi yang ada dan sedang dipraktekkan pada masa kini. Proses itu bahkan pernah ditandai dengan pembentukan LBB sebagai pilar utama penjaga perdamaian pada masanya.

Dengan segala kelemahannya, LBB dipandang masih memberikan fondasi kuat bagi pendirian PBB di tahun 1946. PBB menjadi simbol peringatan bagi semua bangsa untuk mencegah perang dan menjaga perdamaian dunia. Hingga sekarang, PBB dapat dikatakan mampu menjaga komitmen perdamaian itu.

Walaupun ada pergeseran praktek diplomasi dari lama ke baru, yaitu dari negosiasi tertutup menjadi terbuka, hubungan internasional sejak awal abad 20 hingga menjelang ambruknya Uni Soviet tetap didominasi oleh negara. Masih terlalu sedikit aktor non-negara yang mampu menyaingi peran negara atau pemerintah dalam hubungan internasional pada masa itu. Kalaupun ada, aktor-aktor itu adalah perusahaan transnasional atau multinasional yang mampu mendikte kebijakan ekonomi politik sebuah negara. Selain itu, negara menjadi satu-satunya aktor dalam praktek diplomasi dengan tujuan menjaga perdamaian dunia. Pendekatan realis menjadi sangat dominan dalam menjelaskan dinamika hubungan internasional.

####

Begitulah catatan kuliah 1 ini tentang perkembangan awal diplomasi ini ditulis. Perkembangan selanjutnya bakal dicatat di diary diplomasi 2 yang semoga bisa ditulis besok.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun