Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Berpikir, Berbicara, Menulis

21 Januari 2023   20:09 Diperbarui: 21 Januari 2023   20:10 184 7
Berpikir, Berbicara, Menulis...

 Aku melatih Paulina Sihaloho, anak Kelas I SMA, menulis dan berbicara. Beberapa bulan terakhir, sebelum berangkat sekolah. dia wajib bicara di depan kamera hand phone-nya. Kalau tidak ada hal penting, maka itu menu wajib tiap pagi. Kalau tertarik, silahkan berkunjung ke laman facebook-ku ya, dengan nama yang sama, Limantina Sihaloho, sebagian ada juga di laman facebook Paulina Sihaloho.

 Dua minggu terakhir ini, dia menulis di Kompasiana ini. Sudah sejak SMP dia berlatih menulis di buku catatan, pakai pena.

 Untuk tulisan di Kompasiana, aku memang membantu mengarahkannya bagaimana menulis. Tulisan awal dia bilang berat melakukannya, aku tak sangka karena setelah kulihat dia sudah tulis banyak kali di layar komputer. Aku bantu menggali apa lagi yang perlu dia ungkapkan dengan memberikan beberapa pertanyaan.

 Kurasa memang ya, kalau kita mau generasi muda kita tangguh luar dalam, tak ada pilihan lain kecuali para orang tua/wali menambah porsi peran serta mereka dalam proses pendidikan generasi muda. Kalau kita hanya bergantung pada sekolah saja, aku kurang yakin dengan fakta-fakta yang ada pada hari-hari ini.

 Konon, tidak sedikit murid yang merasa jenuh dan bosan berada di sekolah. Bosan dengan pelajaran, bosan dengan PR yang kalau di sekolah swasta seperti sekolah Paulina, PR itu ada banyak.

 Cobalah lihat bagaimana kemarin dia harus mempersiapkan sebuah tugas macam ini, anak SMA Kelas I kok tugasnya sudah seperti anak kuliah?

 Menjaga Kelestarian Hutan Gunung Simarjarunjung

 A. Latar Belakang Penelitian

 Saya sebagai penduduk desa Urung Panei yang tak jauh dari KAWASAN RAWAN BENCANA GERAKAN TANAH di Gunung Simarjarunjung prihatin setelah melihat tumpukan sampah tak jauh dari pelangkat yang berdiri di tepi jalan raya dekat warung di Pemandangan Indah. Pelangkat itu bertuliskan: ANDA MEMASUKI KAWASAN RAWAN BENCANA GERAKAN TANAH. KETERANGAN: 1. Apabila Terjadi Tanda-Tanda Longsor, Segera Hubungi Petinggi/Kepala Desa/Petugas Setempat. 2. Apabila Terjadi Keadaan Darurat, Maka Masyarakat Segera Menuju Ke Lokasi Aman/Titik Kumpul.

 Melihat tumpukan sampah itu membuat saya berpikir: Kalau penumpukan sampah, terutama yang non-organik terus-menerus berlangsung, apa akibatnya?

 Penumpukan sampah di dekat pelangkat itu, yang sisi baratnya berbentuk jurang, belum lama berlangsung, itu terutama terjadi setelah ancaman Covid-19, di mana manusia sudah boleh keluar rumah termasuk mendatangi tempat-tempat wisata.

 Areal di mana pelangkat itu berdiri adalah wilayah pariwisata di Kabupaten Simalungun di mana pengunjung belakangan ini semakin ramai datang ke sana. Jumlah bangunan di wilayah itu juga bertambah. Itu berarti volume sampah di sana juga bertambah.

 B. Identifikasi Masalah
 1. Penumpukan sampah di hutan yang merupakan kawasan rawan bencana gerakan tanah.
 2. Apa akibat jangka pendek dari penumpukan sampah dalam hutan ini?
 3. Apa akibat jangka Panjang dari penumpukan sampah dalam hutan ini?
 4. Apa akibatnya terhadap bisnis pariwisata?
 5. Apa akibatnya terhadap kesehatan mahluk hidup dan lingkungan?

 C. Pembatasan Masalah
 Penelitian ini berfokus pada apa yang terjadi di Simarjarunjung dengan memperhatikan ke-5 masalah seperti yang saya jabarkan di atas.

 D. Perumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka saya merumuskan:
 1. Penumpukan sampah di dalam hutan yang rawan bencana gerakan tanah dalam jangka pendek dan Panjang akan berakibat buruk terhadap keberlangsungan mahluk hidup.
 2. Penumpukan sampah di dalam hutan di kawasan pariwisata akan mengakibatkan kerugian ekonomi dan menurunnya kualitas dan kenyamanan hidup.


 E. Tujuan Penelitian

 Memperhatikan gambaran di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
 1. Mengetahui apa saja akibat dari tindakan manusia yang tidak sesuai dengan kaedah atau hukum-hukum alam di mana alam itu tidak seharusnya kita rusak.
 2. Mengetahui apa saja yang menjadi alasan dari manusia sehingga mereka merusak alam di sekitarnya.
 3. Mengetahui apa saja yang dapat kita kerjakan untuk mengurangi atau menghentikan perusakan alam lingkungan.

 F. Manfaat Penelitian
 Saya bertekad:
 1. Saya menjadi manusia yang lebih baik dalam menjaga kelestarian alam di mana pun saya berada.
 2. Saya berharap semakin banyak sesama manusia yang peduli dan menjaga kesehatan alam lingkungan di sekitar mereka kapan dan di mana pun mereka berada.***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun