Kemarin,
Sepasang sepatu kehujanan
Tak lagi setia memberi kehangatan.
Bahkan teronggok menyepi di tepian rak, basah tak siap dipakai
Pagi ini,
Hanya sepasang sandal menemani, menggigilkan sepasang kaki
Pernahkah hujan merasakan hujan?
Agar telunjukku berhenti mencari salah.
Tega pada sepasang sepatu, celana baru, baju biru, wajah kuyu dan rambutku menjadi basah.
Kukira hujan membuat rusuh.
Tak kutemukan setetes pun ia ada di dalam rumah.
Atau mungkin, hujan tak punya rumah. Hingga selalu mencari titik singgah.
Pernahkah hujan merasakan hujan?
Entahlah!