Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Si Mbahku

21 September 2011   15:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:45 163 0
Aku melihatnya melangkah tertatih

Dengan wajah yang cekung

termakan usia

rambut yang hampir memutih semuanya

dengan kulit yang semakin keriput

Dan dengan punggung yang semakin membungkuk

. . . . . . . .

Aku tertegun dan menghentikan langkahku

kini aku melihat semakin jelas

Dia membopong bakul yang kelihatannya sangat berat

berjalan di tepian jalan berdebu

menahan terik dan panas

Tak kuasa

aku menyapanya

. . . . . . . . . .

Dia tersenyum padaku

memamerkan giginya yang sudah tanggal beberapa

Dia menawariku penganan yang dijajakannya

dan aku mulai mendengarnya bercerita

. . . . . . . . . . . .

Aku mulai hanyut dengan ceritanya

cerita yang begitu lugu dari seorang nenek

namanya Mbah Gisah

yang menurut pengakuannya sudah berusia

delapan puluh sembilan  tahun

. . . . . . . . . . . .

Dia terus bercerita tentang banyak hal

dan aku dengan senang hati mendengarnya

dia tinggal sendiri di gubug reotnya

anak cucunya merantau di kota nun jauh disana

dia mencari penghidupan dengan menjajakan penganan

. . . . . . . . . .

Dia tetap tersenyum dengan semua ini

aku bahkan bertanya

mengapa dia tidak menikmati hari tuanya saja

katanya ini sebagai hiburan buatnya

. . . . . . . . . .

Aku tersentak dengan perkataannya

Bagaimana bisa?

Dia senang menjalani kehidupan yang seperti ini

Yang mungkin saja jika aku di pihaknya

aku tak akan sanggup sepertinya

katanya kuncinya cuma satu

ikhlas dan bersyukur

. . . . . . . . . . .

Dia memanggilku cucu

aku merangkulnya

aku rindu dipanggil cucu seperti ini

. . . . . . . . . . .

aku bukan siapa-siapanya

aku memang baru pertama kali mengenalnya

dan bertemu dengannya namun aku merasakan

ada ikatan kuat dengannya

ntahlah aku pun tak mengerti

. . . . . . . . . .

Ada banyak hal lagi yang ingin kudengar darinya

namun aku tak bisa berlama-lama berada di kota kecil ini

aku harus pergi dan kembali ke kotaku

. . . . . . . . . . .  .

Namun, aku beruntung bisa mendapatkan pelajaran baru ini

Terimakasih mbah

Telah mengajarkanku untuk terus bersyukur dalam

menghadapi situasi apapun

Untuk tetap tersenyum bahkan dalam kesulitan sekalipun

dan mengajariku satu arti lagi tentang hidup ini

bahwa hidup bukan tentang materi.

hidup hanyalah tentang keikhlasan dan ketulusan

. . . . . . . . . .

Berbulan-bulan berlalu

namun kenangan itu masih terlihat jelas dalam bayangku

senyumnya dan suaranya saat memanggilku

dan aku ingin kembali lagi ke kota kecil itu

berjumpa dengan si Mbahku

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun