Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Hidup Itu Sebuah Pilihan dengan Tanggung Jawab

9 Mei 2011   03:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:55 977 4

Berbahagialah kita tercipta menjadi manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna dan ‘mulia’, kita sudah mendapatkan hak istimewanya yaitu “Hak untuk Memilih”

Kita seringkali mendengar perkatakan bahwa ‘segala sesuatu di dunia ini terjadi atas kehendakNya’, demikian pula yang terjadi pada manusia, hanya karena kehendakNyalah, maka kita memiliki segala hal yang lebih dari makhluk hidup lainnya. Manusia memiliki akal budi, Manusia memiliki Nurani, manusia memiliki Pengharapan. Binatang tidak mempunyai harapan untuk mengubah hidupnya, walaupun dia seekor anjing lucu yang menjadi kesayangan pemeliharanya, tetap saja dia tidak bsia berharap untuk mengubah kehidupannya pada apa yang membuatnya lebih bahagia.

Untuk apa Tuhan memberikan kita hak istimewa tersebut, karena sang Pencipta menginginkan kita dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan bijak , dan mengambil keputusan yang baik yang dipikirkan dengan pertimbangan hati nurani. Semakin lama kita menjalani kehidupan ini, semakin banyak hal ditawarkan dan semakin rumit untuk kita menjatuhkan keputusan yang harus kita ambil. Kadang demikian rumit sampai kita berpikir, tidak ada jalan lain.

Kebijaksanaan memang tidak bisa dimiliki manusia secara instant, hal ini merupakan suatu proses kedewasan hidup, dimana pengalaman dan tempaan batin mampu membentuk ‘proses belajar’ yang solid untuk melanjutkan hidup ini. Proses belajar ini kadang demikian rumit dan membuat kita menderita sampai kita mengatakannya sebagai ‘cobaan hidup’

Betul Tuhan menciptakan kita dengan hak istimewanya, yaitu kita diberi pilihan dalam memutuskan pilihan mana yang akan dijalankan, tetapi bukan berarti kita bisa menentukan seenaknya, sering manusia menderita akibat ulahnya sendiri, dia menutup telinganya dari bisikan nuraninya sendiri, dia menutup mata hatinya, demi kepentingan/ keuntungan dirinya sendiri, padahal yang ditempuhnya, hanya kemenangan semu.

Contoh soal kita banyak melihat ulah pengecut dari orang-orang yang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri, dengan menginjak kepala orang (baca: mengorbankan orang lain), dimana hal tersebut dimaksud, agar dirinya tidak tenggelam dalam persoalan pelik yang sedang dihadapinya, mereka berpikir dengan kepala orang yang dipakai untuk menganjalnya, mereka akan terlepas dari masalah, orang lain menderita dan jadi korban, itu bukan urusan dirinya.

Sekali lagi, karena sebagai sesama manusia kita punya hak untuk memilih, maka sebagai orang yang dikorbankanpun kita punya pilihan, mau membiarkan diri tetap mendeita sebagai korban, atau berusaha melepaskan diri. Semua punya konsekwensinya sendiri, segala keputusan mengandung resiko, Nuranilah yang akan meminimalkan resiko itu, pakailah kepekaan batin agar kita mampu mengambil keputusan dengan bijaksana.

Hidup merupakan perjalanan pribadi setiap orang, tidak ada proses hidup diwakilkan, semua harus dihayati sendiri. Harta dan nama besar yang dimiliki ketika kita menjalankan kehidupan ini, mungkin akan berguna, tetapi ketika kita mati, semua itu ditinggalkan, tidak ada mayat yang akan mengotong brankasnya untuk turut serta dalam liang kuburnya, segala hal yang ada pada kehidupan adalah milik orang hidup. Ketika kita mati yang menyertai kita hanya amal perbuatan, baik buruknya prilaku kita akan dikenang, seperti pepatah mengatakan ‘harimau mati meninggalkan belangnya, manusia mati meninggalkan namanya’

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun