Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

HERO Tutup 26 Gerai, Terpukul "E-Commerce"?

14 Januari 2019   15:31 Diperbarui: 14 Januari 2019   15:41 87 0
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, keputusan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menutup 26 gerainya tak terlepas dari persaingan usaha dengan belanja online (e-commerce).

"Persaingan di retail sangat ketat," ujar Ketua Apindo Haryadi Sukamdani di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (14/1/2019).

"Di samping itu, perilaku pembeli sudah berubah. Memang tidak bisa dimungkiri bahwa belanja e-commerce ada pengaruhnya," sambungnya.

Haryadi mengatakan, tren belanja online kian hari kian besar. Hal ini dinilai jelas memukul berat sektor retail yang masih terpaku dengan bisnis konvensional.

Selain belanja online, Apindo juga melihat penyebab ambruknya bisnis retail karena daya beli masyakat yang diduga mengalami penurunan.

Meski demikian, Haryadi juga mengatakan, penutupan 26 gerai HERO bisa jadi ada upaya perusahaan untuk beralih ke bisnis retail secara online.

"Bisa saja kemungkinan itu. Karena kan orang pada akhirnya mencari efisiensi dan itu semua terjadi karena enggak bisa bertahan dalam persaingan. Intinya itu," kata dia.

Sebelumnya, akibat penutupan 26 gerai itu, HERO melakukan PHK 532 karyawannya. Corporate Affairs General Manager PT Hero Supermarket Tbk Tony Mampuk mengatakan, sebagian besar karyawan telah menerima dan menyepakati untuk mengakhiri hubungan kerja.

Seperti dikutip dari Kontan, sampai dengan kuartal tiga tahun lalu, HERO mengalami penurunan total penjualan sebanyak 1 persen senilai Rp 9,84 milliar.

Tahun 2017 lalu penjualan total HERO mencapai Rp 9,96 milliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh penjualan pada bisnis makanan yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.

Per 30 September 2018, HERO mengoperasikan 448 gerai, terdiri dari 59 Giant Ekstra, 96 Giant Ekspres, 31 HERO Supermarket, 3 Giant Mart, 258 Guardian Health & Beauty, dan 1 gerai IKEA.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun