Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 -- 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 -- 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
Selain itu, masyarakat Dusun Cungbelut memperoleh pemahaman dan wawasan tentang manfaat tanaman di sekitar untuk dijadikan sebagai obat pendamping keluarga.
Jadi, sebagai mahasiswa kami ingin berbagi ilmu dan kami juga membawa beberapa bibit tanaman obat. Seperti jahe, lidah buaya, kunyit, kencur, daun kelor, dan temulawak. Kegiatan kami berjalan dengan baik dan semoga ini menjadi contoh yang bermanfaat bagi warga di desa ini.