Dalam pidatonya, salah satu masalah yang dianggap kompleks yaitu kejahatan siber. Tentunya permasalahan siber ini sebagai sentilan juga bagi anak-anak muda atau yang kini akrab disapa kaum milenial untuk ikut berkontribusi, menyumbangkan ide/gagasan, mencari solusi yang tepat. Hal ini tentunya harus ada sinergi antara Polri, TNI, dan pemerintah selaku aparat keamanan. Sinergi diperlukan atas dasar kemajuan teknologi sangat erat kaitannya dengan milenial.
Meski permasalahan terus berdatangan lantaran kemajuan teknologi. Namun, Presiden Jokowi dalam pidatonya mengakui gamblang kinerja polri semakin professional. Jika kita tengok ke belakang, saya mengakui bahwa perjalanan panjang Polri memang sangat memuaskan, mulai dari Asian Games, IMF Annual Meeting, Pilkada serentak, Pilpres hingga Sidang MK, dan saat ini dirasakan masyarakat Indonesia dapat kembali bersosialisasi dengan penuh toleransi.
Perjuangan Polri tidak akan sia-sia, keringat Polri akan terus dinanti. Terlebih problematika bangsa semakin massif seperti kejahatan lintas negara yakni peredaran narkotika dan human trafficking juga harus ditangani secara profesional, termasuk terhadap tindak pidana korupsi, illegal fishing, illegal mining dan illegal logging yang harus dituntaskan. Tugas Polri menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa adalah beban berat, lantaran membutuhkan kecerdasaan dan kecepatan menanganinya.
Di HUT Bhayangkara ini, ungkapan terimakasih untuk polri berdatangan dari masyarakat terutama Presiden Jokowi atas kerja keras dan kerja cerdasnya demi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tentunya, kinerja polri ada plus minusnya, hal ini polri harus terus evaluasi diri, baik secara structural maupun instansi untuk tetap meningkatkan proporsionalitas dan profesionalitas dalam menjawab tantangan yang disampaikan presiden Jokowi.
Sekali lagi, kami ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-73. Semoga semakin terdepan dalam melayani dan melindungi masyarakat Indonesia. Bravo Polri!
