Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Artikel Utama

Nokia, Kejayaan yang Sudah Berakhir

28 April 2012   08:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:00 3855 2
[caption id="attachment_172946" align="aligncenter" width="652" caption="Nokia, sumber:bgr.com"][/caption] Nokia, nama itu tidak lagi identik dengan raja ponsel. Nama Nokia juga sudah kurang menarik bagi investor setelah tiga badan pemeringkat, menurunkan peringkat saham Nokia, dua di antara tiga badan tersebut menempatkan saham Nokia  hanya setingkat di atas Junk. Bagaimana dan mengapa sebuah kejayaan yang selama empat belas tahun terakhir seperti tidak tergantikan akhirnya bisa digantikan oleh Samsung? Bermula dari meninggalkan platform Symbian empat belas bulan yang lalu dan berpindah ke Windows Phone, Nokia harus mengakui mereka memang jauh kalah dibandingkan Samsung dalam menghasilkan jumlah ponsel. Dalam catatan analis, di kuartal pertama Samsung mengapalkan 93,5 juta ponsel (terdiri dari feature phone dan smartphone), sedangkan Nokia hanya 82,7 juta ponsel. Samsung mengalami pertumbuhan sebesar 36% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu, sedangkan Nokia tentu saja mengalami pertumbuhan negatif. Tidak itu saja dalam laporannya beberapa waktu yang lalu, Nokia mengalami kerugian operasional sebesar 1,8 miliar dollar. Meskipun penjualan smartphone terbaru Nokia Lumia 900 menunjukkan tanda-tanda yang cukup menggembirakan, namun di sisi lain smartphone berbasis Symbian menunjukkan penurunan. Selain itu posisi Nokia yang kuat di feature phone kini sudah digantikan Samsung . Kompetisi di feature phone ini juga sengit bila kita lihat di Indonesia saja sedemikian banyak ponsel merek lokal buatan China dengan harga yang sangat-sangat murah. Ini artinya Nokia diserang dari dua sisi, di smartphone diserang oleh kemajuan Android dan iPhone serta BlackBerry yang lebih stabil, di sisi feature phone Samsung dan ponsel China memberikan perlawanan yang tidak kalah sengit. Akibat kondisi ini cukup dirasakan oleh Nokia dengan menurunnya jumlah penjualan di smartphone dan juga di feature phone. Horace Dediu dari Asymco beberapa hari yang lalu memperkirakan bahwa Samsung mengapalkan smartphone antara 41 juta unit sampai dengan 44 juta unit smartphone. Sementara di feature phone Samsung diperkirakan mengapalkan antara 44 juta unit sampai dengan 47 juta unit feature phone. Dengan demikian, paling tidak Samsung pada kuartal pertama tahun 2012 ini mengapalkan paling tidak sebanyak 85 juta unit ponsel, lebih besar dibandingkan Nokia yang diperkirakan hanya 83 juta ponsel. Perkiraan Horace Dediu tersebut terutama untuk Samsung terlampui dengan adanya laporan resmi dari Strategy Analytics sebagaimana dicatat oleh Bloomberg yang sebanyak 93,5 juta unit ponsel. Sementara Nokia secara resmi dilaporannya beberapa waktu yang lalu telah mengumumkan volume ponsel yang mereka jual hanya 83 juta unit. Ini artinya secara volume Samsung lebih banyak 10,5 juta unit dibandingkan Nokia. Hal yang perlu kita perhatikan adalah posisi Nokia sebagai raja ponsel dalam hal volume sudah berjalan selama 14 tahun setelah di tahun 1998, Nokia merebutnya dari Motorola. Tentunya ini sebuah kemunduran mengingat posisi Nokia tersebut selama ini tidak tergantikan. Tentunya Nokia tidak tinggal diam. Mereka telah memutuskan untuk kembali bersaing dengan mengadopsi Windows Phone untuk smartphone sambil tetap mengeluarkan smartphone berbasis Symbian, seperti Nokia 808 Pure View dengan resolusi kamera 41 megapiksel. Masalahnya mungkin momentum kembalinya Nokia tersebut akan lebih sulit dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya. Dua smartphone berbasis Windows Phone, yaitu Nokia Lumia 800 dan 710 tidak terlalu menarik banyak konsumen. Reuters mencatat beberapa poin penting yang dikeluhkan oleh empat operator besar Eropa, yaitu

overpriced for what is not an innovative product, cite a lack of marketing dollars put behind the phones, and image problems caused by glitches in the battery and software of the early models.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun