Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Nasibmu ISG 2013 dan Stadion Utama Riau

14 April 2013   18:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:12 847 0
Belakangan, hampir setiap Sabtu, sudah menjadi rutinitasku berlari-lari kecil mengitari areal Stadion Utama Riau. Dua putri kecilku, Natasa Putri Kasri dan Keysha Putri Kasri, juga tak pernah alfa untuk sekedar mencari cucuran keringat.

Dari komplek tempat tinggal, Purna Griya Mas, Kelurahan Sidomulyo Barat, Tampan, memang tak jauh-jauh sangat. Hanya berkendara sekitar 10 menit untuk menjangkau stadion yang menjadi pusat pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau XVIII 2012 lalu.

Tapi, walaupun judulnya lari-lari sore, aku tetap selalu membawa kamera. Walaupun kameranya hanya kamera saku yang harganya tak lebih dari Rp 2 juta. Hehehe.

Sambil lari-lari, mata tetap selalu awas toleh kiri kanan. Begitu ada sesuatu yang aku anggap menarik, langsung deh di jepret.

Stadion Utama Riau ini memang cukup megah. Maklum. Lebih dari Rp 1 triliun dana yang tersedot untuk membangunnya. Bahkan sejumlah pejabat legislatif, pejabat eksekutif dan Gubernur Riau sudah menjadi 'tumbalnya'.

Mereka disangkakan terlibat kasus korupsi dan penyuapan selama proses pembangunannya. Ada yang sudah vonis bersalah oleh hakim, ada yang tengah menjalani persidangan di pengadilan. Kamudian ada yang baru ditetapkan sebagai tersangka dan ada juga masih sebatas saksi.

Kini di tempat yang sama, Stadion Utama Riau, juga akan menjadi pusat event Islamic Solidarity Games (ISG) 2013. Sebab Riau sudah diputuskan menjadi tuan rumah. Islamic Solidarity Games (ISG) adalah ajang olahraga multinasional yang melibatkan para atlet dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

ISG awalnya dijadwalkan berlangsung Juni, tapi belakangan diundur menjadi Oktober. April ke Oktober, relatif waktu yang pendek. Hanya enam bulanan. Tapi belum terlihat geliat Stadion Utama Riau akan dijadikan pusat penyelenggaraan event internasional tersebut.

Parahnya, fasilitas stadion kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Misalnya ada jalan yang sudah ambruk, tanggul yang mulai longsor, tong sampah berserakan dimana-mana.

Lampu-lampu juga ada yang pecah. Tumpukan sampah juga menjadi pemandangan yang mudah ditemukan. Dari kejauhan juga terlihat rumput lapangan bola yang disebut-sebut berstandar internasional sudah meninggi. Sementara pohon-pohon yang ditanam banyak yang layu.

Wah, benar-benar tidak terawat dengan baik. Sejumlah pejabat teras negeri ini, memang sudah berulang kali bolak-balik Jakarta Pekanbaru meninjau kesiapan Riau, termasuk melihat kondisi terkini Stadion Utama Riau. Hasilnya, ya, banyak yang geleng-geleng.

Mungkin inilah potret kita. Pintarnya membangun, tapi giliran merawat, selalu compang samping. Mungkin karena giliran merawat, arus rupiah tidak sederas saat proses membangun dulu. Jadi dilakukan sekenanya saja.

Untuk Stadion Utama Riau, apakah ini disebabkan pengelolannya belum diserahkan ke Pemerintah Provinsi Riau, menyusul belum lunasnya pembayaran kepada kontraktor pelaksana. Ntahlah. Tapi yang jelas kondisi areal Stadion Utama Riau tidak terawat dengan baik.

Semoga saja, persoalan Stadiun Utama Riau tidak berlarut dan segera ada pembenahan. Sebab di tempat ini sekarang, menjadi destinasi pilihan masyarakat Pekanbaru untuk jalan-jalan. Kalau Sabtu dan Minggu, banyak warga yang berolahraga sore. (*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun