Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bemo

6 Oktober 2010   08:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:40 113 0
[caption id="attachment_280611" align="alignleft" width="264" caption="warta kota/irwan kintoko"][/caption]

Pembatalan pertemuan les vokal minggu terakhir, yang dilakukan tanpa konfirmasi sebelumnya dari manajemen tempat anakku les, sungguh mengecewakan.Sore itu kami berangkat seperti biasa dengan semangat menyala-nyala, tapi akhirnya harus pulang dengan langkah gontai, layaknya orang kecele.

“Ya sudah nak, yuk kita pulang.” kataku.

“Naik apa Bun?” tanya Khya anakku.

Berekhya anakku, biasa kupanggil dengan Mbak Khya. Gadis kecil berumur 6 tahun, kelas satu SD yang berambut keriting, berpipi tembem, dan bermata bulat dengan bulunya yang lentik.

“Bagaimana kalau kita jalan kaki saja dari sini? Nanti kalau sudah sampai perempatan sana, kita naik bemo” tawarku sambil menunjuk ke arah perempatan yang kumaksud.

“Ya udah, aku mau Bun” Khya menyanggupi.

Setelah berjalankira-kira setengah kilometer hingga perempatan dan menunggu hampir setengah jam, si bemo lewat dengan suara khasnya.

Thrang thang thang thang thang thang thang thang!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun