Secara setara dalam karya ujung pena
Setelah ia sempat menuding sesat pikirnya
Di tengah usia yang semakin renta
Begawan tua yang berlimpah waskita ringan hatinya memenuhi pinta sang pemikir muda
Bahkan, jauh hari sebelum ia datang tuk meminta
Ia selalu waspada tingkah polah anak manusia
Yang mendadak pongah dengan lebih secuil ilmunya
Begawan tua memberi masa filsuf muda untuk mengukir karya tanpa jeda
Tanpa ia tahu
Ternyata isinya kosong, nirguna, tanpa makna
Ia masih saja terus merangkai wacana
Tanpa sadar, semakin tekun ia menyusun
Semakin benderang kerapuhannya
Begawan tua menanti karyanya dengan penuh kesabaran
Sambil menitip harap pada angin yang berhembus lembut ke arah sanubari yang merasakan
Rapuhnya karya barangkali kan mengantar kesadaran
Bagi ia yang sembarang menorehkan