Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Filsuf Muda

9 April 2021   08:43 Diperbarui: 9 April 2021   09:30 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi filsuf muda (wikihow) 

Filsuf muda menantang tanding begawan tua
Secara setara dalam karya ujung pena
Setelah ia sempat menuding sesat pikirnya
Di tengah usia yang semakin renta

Begawan tua yang berlimpah waskita ringan hatinya memenuhi pinta sang pemikir muda
Bahkan, jauh hari sebelum ia datang tuk meminta
Ia selalu waspada tingkah polah anak manusia
Yang mendadak pongah dengan lebih secuil ilmunya

Begawan tua memberi masa filsuf muda untuk mengukir karya tanpa jeda
Tanpa ia tahu
Ternyata isinya kosong, nirguna, tanpa makna

Ia masih saja terus merangkai wacana
Tanpa sadar, semakin tekun ia menyusun
Semakin benderang kerapuhannya

Begawan tua menanti karyanya dengan penuh kesabaran
Sambil menitip harap pada angin yang berhembus lembut ke arah sanubari yang merasakan
Rapuhnya karya barangkali kan mengantar kesadaran
Bagi ia yang sembarang menorehkan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun