Memandangmu, wajah yang rimbun oleh kepedihan, airmata mengalir menggurat seribu dua ratus peristiwa. Kecewa yang ada, semak-belukar resah, hingga ranting-ranting kurus kesepian jiwa. Semua berakar dari setia tak bermata, tak peduli seperti apa hati berwarna. Hitam, putih, bahkan tak berbentuk lagi.
KEMBALI KE ARTIKEL