Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Weekly Photography Challenge 35: Mengenal White Balance

8 Maret 2013   13:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:07 851 17

White balance sering tidak jadi perhatian atau tidak dimengerti para penyuka fotografi, terutama yang menggunakan kamera digital. Selama ini kebanyakan dari kita mengatur white balance selalu dengan mempercayakannya kepada “kecerdasan” kamera digital dengan menggunakan settingan auto white balance. Sebenarnya dengan memahaminya, akan membuat hasil jepretan kita menjadi lebih baik.

White balance sendiri merupakan fitur dari kamera digital untuk mendapatkan warna seakurat mungkin pada foto kita. Berpatokan dengan warna putih yang ditangkap oleh mata kita sesuai sumber cahaya sekitar, foto dengan white balance yang telah disesuaikan akan menghasilkan warna yang tidak jauh berbeda dengan apa yang kita lihat. Karena sering berpatokan dengan warna putih inilah  sehingga fitur ini menjadi memiliki nama white balance. Pada prakteknya, warna abu2 atau warna pucat lainnya juga bisa dijadikan patokan sebagai eksperimen.

Lalu kenapa white balance harus disesuaikan? Bukankah tanpa sadar kita sering mendapati foto kita terlihat terlalu kuning, kebiruan, terlalu merah, dan lain sebagainya. Padahal pada saat bersamaan, mata kita menangkap warna-warna sasaran jepret kita normal-normal saja. Penyebabnya adalah adanya perbedaan “warna” dari sumber cahaya. Lampu neon misalnya menguatkan warna kebiruan untuk foto kita, sementara suasana dengan lampu bohlam tungsten memberikan warna kekuningan.

Berbeda dengan mata kita yang mampu menyesuaikan warna dalam sebagian besar ambient pencahayaan (kecuali dalam ambient yang sangat ekstrem) sehingga warna putih tetap putih bagi kita, kamera digital ternyata tidak bisa melakukannya dengan otomatis. Sang empunya kamera yang harus turun tangan “memberitahu” bagaimana ia harus menyesuaikan diri dengan hangat/dinginnya warna  sumber cahaya yang sedang digunakan.

Beruntung di kamera digital telah tersedia settingan pabrikan (preset) untuk white balance ni. Sehingga kita bisa dengan mudah mengubah white balance apabila diperlukan tanpa harus repot mencari kertas putih atau grey card khusus untuk penyetelan white balance secara manual. Namun demikian ada baiknya kita memahami seperti apa pengaturan yang tepat saat kondisi pemotretan kita.

Auto – Menyesuaikan white balance secara otomatis menurut perkiraan kamera menurut berbagai kondisi pencahayaan. Hampir selalu berhasil dalam menyesuaikan white balance tanpa harus repot mengubah setelannya.

Tungsten – Setelan ini digunakan apabila pemotretan dilakukan di bawah cahaya lampu bohlam dan kadang juga digunakan dalam pencahayaan dalam ruang. Penyetelan tungsten ini menghasilkan penurunan temperatur warna pada hasil jepretan kita.

Fluorescent – Untuk kondisi pencahayaan di bawah lampu TL dan sejenisnya, settingan ini menambah kecerahan dan menaikkan temperatur warna pada foto kita.

Daylight – Moda daylight digunakan dalam pemotretan luar ruanagan pada suasana cerah. Apabila kamera kita tidak ada pengaturan daylight, mungkin produsennya menganggap settingan ini tidak perlu dipakai.

Cloudy – Pada saat mendung dimana warna foto cenderung sejuk, pengaturan ini dipakai untuk menghangatkan suasana..

Flash – Warna yang dihasilkan oleh lampu kilat cenderung pucat dan dingin. Settingan white balance ini digunakan untuk menambah rona hangat pada hasil jepretan kita saat dalam kondisi kurang cahaya dan butuh flash.

Shade – Tempat yag terlindung dari sinar matahari cenderung menghasilkan warna-warna yang lebih dingin ketimbang di bawah sinar matahari langsung. Untuk memperbaikinya, mode shade ini bisa digunakan dalam pemotretan kita.

Manual – Pada kamera DSLR kita dapat menyetel white balance secara manual, sehingga pewarnaan pada foto menjadi lebih akurat daripada setting pabrikan. Prinsipnya adalah dengan memberi tahu kamera bahwa warna putih yang sedang kita lihat ini yang menjadi patokan warna-warna lainnya. Cara nya dengan memotret benda yang berwarna putih atau memotret grey card khusus untuk penyetelan white balance, dan kemudian mereferensikannya sebagai panduan ke kamera dalam moda manual white balance. Untuk mengetahui langkah-langkahnya silakan baca buku manual kamera masing-masing.

Itulah sekilas mengenai fitur white balance. Siapkan kamera anda, dan perhatikan kondisi pencahayaan sekitar, dan perhatingan bagaimana setelan white balance-nya. Coba-coba menjepret dengan berbagai setting dan bandingkan hasilnya. Kemudian tak ada salahnya untuk mencoba pengaturan white balance secara manual. Layak dicoba.

Jangan lupa titipkan tautan (link) tulisan Anda pada kolom komentar dibawah jika Anda berpartisipasi dalam kegiatan Weekly Photo Challenge yang ke-35 ini. Dan jangan pula lupa untuk menautkan tulisan ini ke artikel Anda agar memudahkan teman-teman lain yang ingin berpartisipasi atau membaca karya-karya yang lain.

Artikel yang terpilih sebagai postingan terbaik untuk tema Mengenal Data Exif yang lalu adalah postingan ini. Selamat kepada yang terpilih dan tetap semangat untuk teman-teman yang lain.

Dan foto terbaik minggu lalu adalah :

DAFTAR PESERTA WEEKLY PHOTOGRAPHY CHALLENGE 35 :

  1. Widianto Didiet        : Mengenal White Balance
  2. Bowo Bagus                : Merusak Warna Sunset, Menggali Komposisi Siluet , Namanya Juga Manual.... Ya Gak Jang?
  3. Nana                              :  Geyonk dan Pulau Dewata
  4. Abimosaurus             :  Apakah Perlu Mengatur White Balance Sebelum Memotret
  5. Ipung Surya               :  Suhu Warna dalam White Balance
  6. Cahaya Hati                :  White Balance Perlu atau Tidak?
  7. Maria Hardayanto   :   Jatuh Bangun Bersama White Balance
  8. Ki Suki                           : [WPC 35] Bermain Warna Dengan White Balance
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun