Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Seks Sebelum dan Sesudah Nikah

15 November 2011   00:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:40 5590 13
By. Julianto Simanjuntak **

Selain masalah keuangan, masalah seksualitas adalah penting untuk dibicarakan dan dipersiapkan dengan baik selama berpacaran. Bagi kita yang sedang pacaran dan mempersiapkan pernikahan, kita perlu menyadari bahwa godaan seksual adalah sesuatu yang tidak mudah kita hadapi.

Kita menemukan data semakin banyaknya anak remaja melakukan hubungan seks dan hamil di luar nikah. Juga tidak sedikit yang melakukan aborsi. Apa yang paling ditakuti kaum muda atau remaja saat berhubungan seks? Umumnya kehamilan.

Namun ada hal yang lebih menakutkan dari kehamilan, yaitu mendapatkan penyakit menular seksual contohnya: sifilis, gonorhea, herpes clamedia, triconomis, HIV/AIDS dan lain-lain. Menurut Pam Stenzel , peluang para remaja-pemuda kena penyakit empat kali lebih besar dari-pada hamil.

Mengapa banyak pasangan yang sedang berpacaran gampang terseret godaan melakukan hubungan seks di luar menikah? Dalam buku "Bagaimana Mengatasi Godaan Dosa Seksual?" yang diterbitkan Gloria Graffa , dijelaskan banyak nilai-nilai yang jauh dari kebenaran mempengaruhi kaum muda, diantaranya:

"batasan-batasan Kitab Suci tidak sesuai jaman. Perilaku seks dengan siapa saja boleh dong bila dilakukan berdasarkan cinta. Toh hampir semua orang melakukannya jadi perbuatan itu tidak salah. Pengalaman seks sebelum menikah akan menolong kita saat menikah, dan sebagainya."

MAKNA BERSATU DENGAN ISTRI

Perhatikan Prinsip kuno mengenai perkawinan ini:

"Seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan menjadi satu dengan istrinya, dan keduanya menjadi satu daging."

Prinsip ini masih relevan, dan memiliki beberapa implikasi penting:

Pertama, seksualitas kita adalah anugerah Tuhan sebagai Pencipta yang baik. Kedua, menjadi satu daging berarti menjadi satu dalam totalitas kehidupan . Artinya, pernikahan menuntut kesatuan dalam totalitas kehidupan antara suami dan istri.

Kedua, tingkah laku seksual dalam pernikahan menggambarkan satu kesatuan dan sharing yang mendalam dengan jalan masing-masing mengenali pasangannya secara intim. Bagi La Haye perkawinan menuntut pertautan pikiran, hati, perasaan dan tubuh yang berlangsung secara intim dan menakjubkan di dalam suatu klimaks yang penuh berahi dan menengge-lamkan pelakunya ke dalam suatu gelombang kelegaan dan tanpa dinodai oleh perasaan bersalah.

Ketiga hubungan seksual lebih dari sekedar hubungan fisik; ini adalah simbol dari satu relasi spiritual dan ekspresi dari kesatuan yang complete dari dua orang yang menikah. Jadi hubungan fisik tersebut menjadi satu konfirmasi dari kesatuan menyeluruh.

Keempat, relasi seksual adalah satu tindakan yang normal dan menjadi bagian dari kesatuan yang sejati dalam perkawinan. Pernikahan bukan hanya semata-mata hubung-an fisik, tetapi pernikahan adalah satu tindakan saling membagi. Ini adalah satu tindakan kesatuan, tindakan total self-giving. Menetapkan hubungan seks dalam relasi yang sehat dan baik menjadi satu bagian penting dalam mempertumbuhkan kesatuan sejati dalam pernikahan.

Kelima meskipun banyak pasangan yang minta cerai oleh karena adanya sexual in-compatibility, namun sebagai kita tidak dapat menjadikan ini alasan untuk bercerai. Jikalau ada masalah-masalah seksual yang belum terselesaikan, hendaknya diselesaikan lebih dulu selama masa pranikah, termasuk di dalamnya dosa perzinahan pada masa lampau, dan lain sebagainya. Karena itu semua penghalang itu perlu diselesaikan sebelum memasuki pernikahan.

Keenam, perlu memahami beberapa prinsip per-bedaan faali antara pria dan wanita. Masing-masing hendak-nya mengerti perbedaan antara pria dan wanita, baik secara fisik maupun psikis (seperti temperamen). Misalnya tentang alat-alat pembiakan, masa haid wanita hingga membicarakan tentang pentingnya keluarga berencana.

SEKS SEBAGAI ANUGERAH

Menurut Heuken , daya ikat yang mempersatukan pria dan wanita bukanlah kecantikan dan ketampanan rupa, melainkan rasa kagum dan rasa tertarik yang kita namakan cinta.

Selanjutnya Heuken menegaskan bahwa, seks bukanlah barang konsumsi yang enak tapi terlarang. Bukan pula sarana untuk memuaskan nafsu berahi yang tak tertahankan; bukan pula semata-mata dorongan alamiah supaya orang bergaul untuk melahirkan anak; tugas istri bukan semata-mata dipanggil melayani kepuasan seksual suaminya.

Seks adalah bagaikan arus yang dahsyat yang dapat meng-hanyutkan dan meruntuhkan. Akan tetapi ini hanya terjadi kalau seks menjadi liar dan tak terkendalikan. Lalu siapakah yang dapat menguasainya? Hanya ada satu yakni cinta sejati.

Seksualitas kita termasuk di dalam rencana Sang Pencipta, yaitu supaya berkembang sebagai citra Tuhan. Namun hubungan seksual hanya diperkenankan dalam pernikahan. Untuk itu dituntut kemurnian dan penguasaan diri selama masa pacaran.

Kemurnian, menurut Heuken adalah suatu kekuatan yang membuat kita mampu meman-faatkan nafsu seksual menjadi satu tenaga positif yang mengabdi kepada perkembangan kepribadian kita yang seimbang.

Dengan menggunakan dan menguasai nafsu seksual sebagai tenaga untuk membangun diri, maka kita menjadi seorang pria atau wanita yang mature, dan dapat bergaul secara luwes dengan sesama ataupun lawan jenis. Oleh karena itu masing-masing dituntut menjaga kesucian seks.

TUJUAN SEKS

Dalam memahami dan menggunakan seksualitas kita, maka ada empat tujuan penting yang perlu kita pahami: Pertama, seksualitas adalah untuk menghasilkan keturunan. Kedua, untuk tujuan intimasi, seksualitas menyatukan suami dan istri begitu kuat. Ketiga, untuk rekreasi, menikmati kepuasan atau kenikmatan jasmani dan pskhis.

Seksualitas memberi gairah dan semangat dalam kehidupan bila dilakukan dengan benar. Keempat, seksualitas juga mengajar kita tentang kebenaran-Nya. Kita diajar untuk selalu memiliki hubungan intim dengan orang yang kita cintai. Kita tidak lengkap tanpa pasangan kita. Hal ini juga mendorong kita memiliki hubungan yang intim dengan Sang Pemberi seksualitas itu.

Menurut Tim Lahaye , persetubuhan hanya diizinkan dalam pernikahan. Persetubuhan dalam pernikahan ialah hubungan indah dan intim yang secara unik dinikmati bersama oleh sepasang suami dan istri dalam keleluasaan untuk bercinta yang dimiliki mereka saja--- dan sakral. Seks adalah suci, sebab Allah memberikan perintah untuk beranak-cucu sebelum manusia jatuh ke dalam dosa.

Ini sekedar berbagi opini. Tulisan yang Sangat terbatas, dan tidak bisa mengupas tuntas. Penulis membaca banyak tulisan teman disini yang yang sangat baik membahas soal ini. Semoga saja tulisan yang sederhana ini bisa melengkapi.

Salam Kasih

Julianto Simanjuntak

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun