Benar bahwa sang empunya rumah hidup dengan penghasilan rendah, hidup dirumah yang reod dan rapuh. Namun apakah sudah pernah dikonfirmasi akan cintanya kepada sesamanya dan imannya kepada Tuhan serapuh rumah yang ia tempati? Setidak-tidaknya dengan kemiskinannya, ia sebenarnya telah menjadi kaya. Karena dengan kemiskinannya ia telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus mencintai. Mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus menolong sesama kita. Ia memiliki yang tidak kita miliki.
Menolong mereka yang miskin materi tidak selamanya harus berupa bantuan pemberian dengan sejumlah uang, barang seperti sembako dan sejenisnya. Pemberian langsung tunai yang senyatanya berupa uang tidakkah akan semakin memperburuk keadaan mereka. Mereka akan memiliki ketergantungan dengan sang pemberi, dan ia akan tetap menjadi seorang penerima. Bahkan barangkali ia akan tetap berharap diberi. Dengan demikian jiwanya menjadi kerdil sebagai penerima semata dan tidak muncul "krentek" untuk memperbaiki diri sendiri dan keluarganya. Bagaimana jika bantuan atau pertolongan yang kita berikan dapat membuat ia sendiri bisa menolong dirinya sendiri. Bantuan tunai langsung yang hanya habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hari ini, tidak bisa merubah kehidupan selanjutnya.
Lalu pertolongan seperti apa yang mampu membuat orang lain menolong dirinya sendiri. Bentuk bantuan yang bagaimana yang bisa membuat orang mempunyai "krentek" untuk bisa berbuat sesuatu untuk dirinya sendiri dan dengannya ia tidak tergantung sepenuhnya pada pemberian orang lain terus menerus.
Seorang wali kota Jerman pada abad XVIII telah melakukannya, ialah FW. Reiffaisen. Reiffaisen mengumpulkan mereka orang-orang yang miskin yang membutuhkan pertolongan dan memberikan kepada mereka pendidikan dan pelatihan. Dengan pelatihan dan pendidikan itu orang miskin memiliki kesadaran baru bahwa dirinya sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar untuk keluar dari situasi yang dialaminya. Berkat kesadaran baru yang timbul akibat dari pelatihan, mereka memiliki krentek untuk bangkit dan bangun dari kemiskinan. Dan hal itu terbukti berhasil membuat mereka yang semula miskin menjadi sejahtera lahir dan batin.
Dapatkah kita diera digital ini mampu menolong sesama kita dan membuat mereka mampu menolong dirinya sendiri? Dengan melakukan hal yang paling sederhana bagi mereka yang membutuhkan, kita telah melakukannya untuk Ia yang telah memberi contoh bagi kita bagaimana kita harus melakukannya. Semangat atau spirit inilah yang hendaknya mendorong kita melakukan dan memberi bantuan kepada sesama yang membutuhkan. Semoga semangat ini memberi roh yang baru bagi temen-temen yang telah memulainya dan semoga terus dapat melakukannya sehingga mereka yang kita bantu dapat melakukan hal yang sama seperti apa yang telah kita lakukan: Menolong orang supaya ia dapat menolong dirinya sendiri.