Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Nabi Muhammad Pedofil?

29 Juli 2013   17:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:52 1742 5
“Nabi Muhammad pedofil, karena bertunangan dengan Siti Aisyah saat berumur 6 tahun dan menikahinya pada umur 9 tahun” kata temanku yang atheis.

****

Apa benar Nabi Muhammad seorang pedofil?

Teman saya yang atheis mengidentifikasi dirinya adalah logis, rasional, empiris, dialektis  dengan pijakannya adalah data-data dan observasi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan metodenya.  Untuk itu terkait dengan dicapnya Nabi Muhammad seorang pedofil oleh teman atheis tersebut maka perlu diuji kebenarannya secara ilmiah menurut kajian kedokteran modern saat ini, agar bisa menjawab apakah benar Nabi Muhammad itu seorang pedofil atau bukan.

Karena latar belakang saya bukan seorang psikiater, maka bahan-bahan tentang kriteria seorang pedofil searching di google dan ketemulah bahan-bahan pedofilia dari wikipedia, health kompas.com,  Sarlito Wirawan Sarwono maupun tulisan dokter-dokter FKUI tentang Child Molestation (Pencabulan Anak) dan lain-lain.

PEDOFILIA, SUDUT PANDANG KEDOKTERAN

Pada akhir abad ke-19 istilah pedofilia pertama kali muncul dan secara resmi diakui sebagai penyimpangan seksual.  Pedofilia berasal dari bahasa Yunani,  paidophilia, yang terdiri dari dua gabungan suku kata, paido (anak) dan philia (cinta kasih).  Artinya menjadi kurang lebih ‘pecinta anak’.

Pedofilia merupakan salah satu dari 9 jenis kelainan seksual parafilia. Parafilia merupakan gangguan seksual yang ditandai oleh fantasi seksual khusus serta desakan dan praktik seksual yang kuat, biasanya berulang kali dan menakutkan bagi seseorang.

Sedangkan Pedofilia sendiri adalah ketertarikan seksual dengan stimulus yang tidak biasa yaitu ketertarikan pada anak-anak (Nevid, Rathus, & Rathus, 1995), dengan minat seksual utama pada anak-anak pra puber berusia 13 tahun atau lebih muda.

Nevid, Rathus, dan Rathus (1993) mengatakan pedofilia adalah penyakit yang termasuk dalam kategori Sadomasokisme, yaitu suatu kecenderungan terhadap aktivitas seksual yang meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan.

Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th Edition menyebutkan, diagnosis pedofil dapat ditegakkan dengan tiga kriteria, yakni:

1. Selama dalam kurun waktu minimal enam bulan secara terus menerus terjadi rangsangan atau dorongan berulang-ulang yang sangat kuat untuk melakukan seks dengan anak-anak (anak-anak pra pubertas berusia 13 tahun atau lebih muda).

2.  Karena dorongan rangsangan atau seksual secara terus menerus akan menimbukan tekanan atau gangguan kepribadian interpersonal.

3. Penderita pedofil berusia minimal 16 tahun atau setidaknya lima tahun lebih tua ketimbang anak pada kriteria pertama.

Pedofilia dapat diklasifikasikan kedalam 5 tipe, yaitu:

1. Pedofilia yang Fiksasi.

Orang dengan pedofilia tipe ini menganggap dirinya terjebak pada lingkungan anak.  Mereka jarang bergaul dengan sesama usianya dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan anak. Mereka digambarkan sebagai lelaki dewasa yang tertarik pada anak laki-laki dan menjalin hubungan layaknya sesama anak laki-laki;

2. Pedofilia yang Sifatnya Regresi.

Individu dengan pedofilia regresi tidak tertarik pada anak lelaki, dan biasanya bersifat heteroseks, serta lebih suka pada anak perempuan berumur 8 atau 9 tahun. Beberapa di antara mereka mengeluhkan  adanya kecemasan maupun ketegangan dalam perkawinan mereka, dan hal ini yang menyebabkan timbulnya impuls pedofilia. Mereka menganggap anak sebagai pengganti orang dewasa, menjalin hubungan seperti sesama dewasa, dan awalnya terjadi secara tiba-tiba;

3. Pedofilia Seks Lawan Jenis.

Merupakan pedofilia yang melibatkan anak perempuan dan didiagnosa sebagai pedofilia regresi. Pedofilia lawan jenis ini umumnya menjadi teman anak perempuan tersebut. Kemudian secara bertahap melibatkan anak tersebut dalam hubungan seksual, dan sifatnya tidak memaksa. Seringkali mereka mencumbu anak atau meminta anak mencumbunya;

4. Pedofilia Sesama Jenis.

Orang dengan pedofi lia jenis ini lebih suka berhubungan seks dengan anak laki-laki ataupun anak perempuan dibanding orang dewasa. Anak-anak tersebut berumur antara 10-12 tahun;

5. Pedofilia Wanita.

Menurut Mulyadi, meskipun jarang dilaporkan, ada juga pedofilia juga yang dilakukan oleh wanita, dan biasanya melibatkan anak berumur 12 tahun atau lebih muda. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya perasaan keibuan pada wanita, dan anak laki-laki tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang sifatnya negatif.

Terdapat empat karakteristik mayor seorang Pedofilia :

1. Pola Perilaku Jangka Panjang dan Persisten

a) Memiliki latar belakang pelecehan seksual

b) Memiliki kontak sosial terbatas pada masa remaja

c) Riwayat pernah dikeluarkan dari militer

d) Sering berpindah tempat tinggal

e) Riwayat pernah ditahan polisi sebelumnya

f) Korban banyak (Jika penyidikan mengungkap bahwa seorang individu mencabul banyak korban yang berlainan, ini merupakan indikator kuat bahwa si pencabul adalah seorang pedofilia).

g) Percobaan berulang dengan risiko tinggi (Usaha atau percobaan yang berulang untuk mendapatkan anak sebagai korban dengan cara yang sangat trampil merupakan indikator kuat bahwa si pelaku adalah seorang pedofil).

2. Menjadikan Anak-Anak Sebagai Objek Preferensi Seksual

a) Usia >25 tahun, single, tidak pernah menikah

b) Tinggal sendiri atau bersama orang tua

c) Bila tidak menikah, jarang kencan

d) Bila menikah, memiliki hubungan khusus dengan pasangan

e) Minat yang berlebih pada anak-anak

f)  Memiliki teman-teman yang berusia muda

g) Memiliki hubungan yang terbatas dengan sebaya

h) Preferensi umur dan gender (Pedofil menyukai anak pada usia dan gender tertentu. Ada pedofil yang menyukai anak-anak lelaki yang berusia 8-10 tahun dan ada juga yang menyukai anak-anak yang berusia 6-12 tahun. Semakin tua preferensi umur, semakin eksklusif preferensi umur).

i) Menganggap anak-anak bersih, murni, tidak berdosa, impish dan sebagai objek

3. Memiliki Teknik yang Berkembang dengan Baik dalam Mendapatkan Korban

a) Trampil dalam mengidentifikasi korban yang rapuh (Beberapa pedofilia dapat melihat sekumpulan anak–anak dalam waktu yang singkat dan kemudian memilih target mereka. Dan kebanyakan anak-anak yang dipilih adalah dari broken home atau korban dari penelantaran emosi atau fisik).

b) Berhubungan baik dengan anak, tahu cara mendengarkan anak

c) Mempunyai akses ke anak-anak

d) Lebih sering beraktivitas dengan anak-anak, seringkali tidak melibatkan orang dewasa lain

e) Merayu dengan perhatian, kasih sayang dan hadiah

f) Trampil dalam memanipulasi anak

g) Memiliki hobi dan ketertarikan yang disukai anak

h) Memperlihatkan materi-materi seksual secara ekplisit pada anak-anak

4. Fantasi Seksual yang Difokuskan pada Anak-Anak

a) Dekorasi rumah yang berorientasi remaja

b) Memfoto anak-anak

c) Mengoleksi pornografi anak atau erotika anak

Demikian kurang lebih data-data yang berhasil dihimpun tentang diagnosis, kriteria, type dan karakteristik pedofil dari kajian psikiatri modern saat ini.

JIKA NABI PEDOFIL...

Jika tuduhan para atheis Nabi Muhammad adalah seorang pedofil, maka Nabi akan dimasukkan dalam kategori pedofilia yang sifatnya regresi, yaitu individu dengan pedofilia regresi tidak tertarik pada anak lelaki, dan biasanya bersifat heteroseks, serta lebih suka pada anak perempuan berumur 8 atau 9 tahun dan menganggap anak sebagai pengganti orang dewasa, menjalin hubungan seperti sesama dewasa dan awalnya terjadi secara tiba-tiba.

Jika begitu pandangan teman saya yang atheis, tentunya Nabi Muhammad akan melewati proses minimal enam bulan suatu dorongan terus-menerus  yang sangat kuat untuk melakukan hubungan seks dengan anak-anak sebelum bertunangan Siti Aisyah dan terus menahan dorongan seksnya yang kuat terhadap anak-anak selama tiga tahun sesudahnya, karena Siti Aisyah baru dinikahkan oleh Nabi tiga tahun berikutnya, dan ini semua pasti akan menimbukan tekanan atau gangguan kepribadian interpersonal kepada Nabi (lihat kriteria pedofil yang ditetapkan Asosiasi Psikiatri Amerika).

Jika Nabi seorang pedofil, maka setelah menikahi Siti Aisyah yang berumur 9 tahun, Nabi akan mengincar ‘korban-korban’ baru lagi untuk dinikahinya, karena salah satu karakteristik mayor pedofilia adalah percobaan berulang dengan risiko tinggi dan menimbulkan banyak korban (lihat 4 karakteristik mayor seorang pedofilia).

FAKTANYA...

Siti Aisyah dinikahkan Nabi di Mekah pasca wafatnya Abu Thalib, paman Nabi & Siti Khadijah, istri pertama Nabi.  Pada periode-periode ini dalam Islam disebut periode ‘Amul Huzni (Tahun Kesedihan). ‘Amul Huzni terjadi selama 3 tahun sebelum perintah hijrah ke Madinah.  Sebab, tiga tahun terakhir itu penindasan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin dan upaya pembunuhan terhadap Nabi demikian memuncak.

Siti Aisyah adalah istri ketiga Nabi, sedangkan istri kedua Nabi Sawdah binti Zam'ah adalah seorang janda miskin tua berusia 60 tahunan yang dinikahkan Nabi setelah wafatnya Siti Khadijah.

Siti Aisyah adalah  satu-satunya istri Nabi  yang berstatus gadis pada saat dinikahi.  Istri-istri Nabi yang lain semuanya adalah janda.

ANALISIS

Jika merujuk pada diagnosis pedofil Asosiasi Psikiatri Amerika (APA), maka seharusnya Nabi mengalami suatu periode tekanan gangguan kepribadian interpersonal pada masa-masa sebelum bertunangan dengan Siti Aisyah dan akan semakin kuat gangguannya setelah bertunangan karena menahan dorongan birahi yang menggebu-gebu pada anak-anak (Nabi baru menikahi Siti Aisyah 3 tahun kemudian setelah bertunangan).   Dampak dari dorongan birahi yang kuat ini akan mengakibatkan tingkat stress tinggi.  Dalam sejarah Islam, periode Nabi bertunangan dan menikahi Siti Aisyah adalah periode ‘Amul Huzni (Tahun Kesedihan) suatu periode yang betul-betul menunjukan ketabahan, kepiawaian, kecerdasan dan kebijaksanaan Nabi dalam memimpin umat Muslim menghadapi tekanan luar biasa dari Quraisy.  Pada periode itu ada dua peristiwa penting bagi umat Muslim, yaitu perintah shalat 5 wajib waktu pertama kali turun (Isra Miraj) dan keputusan Nabi untuk umat Muslim Hijrah dari Mekah ke Madinah.  Tidak terdokumentasi dalam sejarah Islam bahwa Nabi mengalami stress tinggi pada periode-periode itu.

Seorang pedofil akan mencabul banyak korban yang berlainan dan ini merupakan indikator kuat bahwa si pencabul adalah seorang pedofilia.   Seorang pedofil juga akan melakukan usaha berulang-ulang untuk mendapatkan anak sebagai korban dengan cara yang sangat trampil, ini merupakan indikator kuat bahwa si pelaku adalah seorang pedofil.   Sedangkan kalau kita melihat Nabi saat itu mempunyai kekuasaan yang sangat luar biasa.  Beliau adalah hakim pemutus perkara, seorang panglima perang penentu kemenangan-kekalahan pasukan sekaligus seorang Nabi penerima wahyu Tuhan dan para umatnya begitu patuh kepadanya.  Akan sangat mudah sekali bagi Beliau untuk meminta kepada para pengikutnya agar menyediakan anak-anak pra puber sebagai istri-istrinya untuk memuaskan hasrat pedofilnya.  Tapi pada faktanya, satu-satunya istri Nabi yang masih gadis perawan hanya Siti Aisyah seorang sedangkan semua istri-istri Nabi yang lain adalah janda.

Hujatan Nabi Muhammad seorang pedofil tidak tepat jika ditinjau dari kajian ilmiah kedokteran modern saat ini.   Bagaikan fitnah tidak berdasar...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun