Mohon tunggu...
KOMENTAR
Segar Pilihan

Hidangan Tak Biasa, yang Lokal dan Mancanegara

26 April 2021   17:18 Diperbarui: 26 April 2021   18:04 1094 12
Makanan ini disebut "Cipuk". Entah apa arti di balik namanya. Saya menduga nama ini penyingkatan dari dua jenis makanan yaitu aci dan kerupuk. Aci adalah tepung yang dihasilkan dari ketela pohon alias singkong. Aci disebut juga tepung kanji atau tepung tapioka.

Cipuk merupakan penganan yang terbuat dari remah-remah kerupuk yang belum digoreng. Kepingan-kepingan kecil kerupuk ini berasal dari "limbah" pabrik kerupuk. Pengrajin Cipuk "menyulap" serpihan kerupuk, mengubahnya sehingga memiliki bentuk yang "baru". Bila sebelumnya berwujud remah-remah menjadi utuh kembali seperti bentuknya yang asli.

Cipuk mudah diolah menjadi beragam hidangan. Sebagaimana kerupuk, Cipuk bisa digoreng, dikukus, atau dibuat seblak. Yang terakhir disebut saat ini marak dijual para penjual takjil. Jenis makanan ini rasanya pedas dan segar dengan aroma kencur yang kuat.

Makanan lain yang tak biasa dan langka adalah "Tutut". Makanan bernutrisi tinggi ini tak lain siput sawah, yang jadi "hama" bagi para petani. Tanaman padi yang dipelihara dengan baik, ada kalanya rusak oleh gerombolan para Tutut. Alih-alih marah karena dirugikan, para petani senang hati akan kehadiran binatang yang berjalan merayap ini.

Tutut diolah menjadi makanan yang sedap. Biasanya Tutut dimasak bumbu kuning atau dibuat kari. Ke dalam sayur Tutut dibubuhkan serai dan kunyit untuk menghilangkan bau amis. Bagi yang suka makanan pedas, dibubuhkan pula gerusan  cabe rawit atau cabe merah.  Semangkuk Tutut saat berbuka, memberi kita pengalaman kuliner yang khas.

Hidangan Persia

Suatu sore pada bulan Ramadhan, kami sekeluarga bertandang dan berbuka di rumah seorang kakak. Keluarga kakak belum lama kembali dari negeri Persia, Iran. Kurang lebih setahun, mereka berada di sana untuk keperluan studi.

Rupanya, suasana Iran belum ingin mereka tanggalkan. Pengalaman berkesan selama mengembara itu seperti ingin diabadikan. Upaya merawat kenangan itu di antaranya diwujudkan lewat makanan. Anak-anak kakak yang telah remaja memasak makanan yang berasal dari sana.

Maka, saat berbuka puasa, kami mencicipi makanan khas Iran tersebut. Di atas meja makan tersaji "Chello Murk", "Kebab" dan "Ayam Tomat". Masakan terakhir saya tulis terjemahannya karena nama aslinya lupa.

Chelo Murk merupakan masakan yang terbuat dari daging cincang yang dibentuk bulat seukuran buah lengkeng. Bola-bola daging ini dimasukan ke dalam kuah yang diantaranya berisi buah tomat yang telah dihaluskan. Menyantap semangkuk makanan ini kita merasakan kuah yang sedikit masam berpadu dengan daging yang gurih.

Ayam tomat hampir sama dengan Chelo murk. Kuah yang menyertainya juga berbahan dasar tomat.  Yang membedakan cuma lauknya. Ayam tomat berisi daging ayam yang dipotong besar-besar, tidak dibentuk bola seperti Chelo murk. Hidangan ini menjadi santapan berbuka tak biasa buat kami. Bila penyanyi Afgan memiliki pengalaman "Bukan Cinta Biasa", maka masakan Iran memperkaya pengalaman berbuka kami, membuat kami mengalami "Bukan Buka Biasa" :)

Bulan Ramadan memunculkan beragam makanan yang tak biasa. Makanan yang kemunculannya hanya pada bulan penuh berkah ini. Cipuk dan Tutut adalah dua contohnya. Pada bulan-bulan yang lain, tak mudah untuk mendapatkan keduanya.

Pada makanan Cipuk dan Tutut kita melihat arti sebuah kreatifitas. Dengan daya cipta yang baik, orang tua kita dahulu berhasil menciptakan jenis makanan yang baru. Satu jenis makanan yang berasal dari bahan yang sebelumnya mungkin tak di lirik. Cipuk adalah pemanfaatan dari "limbah", sedangkan Tutut adalah hasil dari upaya menghilangkan "hama" yang cerdas. Mengkonsumsi kedua jenis hidangan ini adalah sebentuk penghargaan pada upaya luar biasa itu.

Bulan Ramadhan yang identik dengan makanan, tak lantas membuat anggaran belanja membengkak. Dengan biaya yang hemat kita dapat menciptakan hidangan yang tak kalah lezat dari makanan mahal. Seorang  Kompasianer menulis tentang makanan "recycle". Makanan baru yang terbuat dari sisa makanan sehari sebelumnya. Tentu kita memberi apresiasi pada upaya kreatif ini.

Menjalani puasa bulan Ramadan tentu membawa kesan yang beraneka. Satu kesan diataranya kita mengalami pengalaman berbuka dengan menu yang tak biasa. Inilah berkah bulan suci Ramadan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun