Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Darah Segar Politik

6 November 2014   06:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:30 20 0
syarafku mengeras dalam dasi-dasi ngeri

yang katanya utusan Tuhan untuk perbaikan Negeri,

nadiku tercekat pada darah hangat yang bergulat

kisah tentang perdamaian yang masih tak kunjung padam

dibalik jas-jas Negara yang selalu tak pernah diam

hingga membuatku bosan dan hanya berbuah masam

inilah rasa rakyat yang kalut pada dimensi Negeri yang

katanya patut manusia mengarungi

tak salah jika tanganku tergelitik untuk sekedar menyentil

ketidak puasan tentang irama-irama sang pemilik kuasa Negara,

''tangan terkepal dan maju kemuka''

itulah dulu pijakanku demi keadailan

namun langkah halus untuk sekedar menggelitikkan

masa atas dasar ketidak puasan yang katanya utusan sang maha Kuasa

salahkah aku yang selalu renyah dalam perbincangan pena?

salahkah aku jika meninggalkan jejak satu garis kebenaran tentang kesejahteraan dan

mengisahkan kemajuan demi ketentraman

Tuhan selalu halangi kau berpijak di planet bumi yang kau huni

jika semua yang kau perbuat basi

dan hilang arti............................

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun