Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Rumah untuk Guruku

31 Desember 2010   22:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:05 65 0




Pak adil menyekolahkan keenam anak laki-lakinya di SDIT Baitul Mukminin. Setiap pengambilan rapor, pak adil akan meminta maaf kepada guru wali kelas, sekiranya terdapat perilaku anaknya kurang berkenan di mata para guru. Juga, pak adil akan mengucapkan terimakasih, atas kasih sayang mereka dalam mendidik anak-anaknya. Guru yang mendidik anak dengan sepenuh hati, adalah guru yang terbebas dari keresahan.

Salah satu sumber keresahan para guru adalah, mereka belum memiliki rumah dan mereka tidak memiliki bayangan, bagaimana cara untuk memiliki rumah di masa depan, dengan penghasilan yang mereka terima saat ini. Para pengurus yayasan lentera, yang melahirkan SDIT Baitul Mukminin, memahami kondisi ini. Mereka memiliki solusi untuk permasalahan ini. 
Pada saat penerimaan siswa baru, pihak sekolah meminta kepada setiap wali murid, untuk meminjamkan uang sebesar satu juta rupiah. Pihak sekolah berjanji akan mengembalikan pinjaman tersebut, pada saat sang anak lulus SD, enam tahun kemudian. Setiap bulan, pihak sekolah menyisihkan Rp15 ribu, untuk mengangsur pinjaman tersebut. Sebenarnya, Rp 15 ribu yang disisihkan oleh pihak sekolah untuk mengangsur pinjaman, sudah menjadi komponen biaya pendidikan yang dibayar oleh para wali murid setiap bulan. Sehingga, penyisihan uang tersebut, sama sekali tidak membebani pihak sekolah.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun