Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Artikel Utama

Dua Jempol buat Orkestra Sa' Unine

28 Januari 2010   15:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:12 505 0
[caption id="attachment_63433" align="aligncenter" width="500" caption="Konser Gesek Sa' Unine dari ISI Yogyakarta tampil memukau penonton di BBJ, Kamis (28/1) malam (iskandarjet)"][/caption] Saya barusan menikmati konser orkestra yang sangat unik dan menggoda mata. Semua orang yang ada di atas panggung memegang biola. Tapi tidak ada satu pun yang memakai jas necis, tidak ada pendingin udara yang membuat badan menggigil kedinginan. Saking anehnya, hati sempat bertanya, itu biola beneran atau buatan lokal atau malah biola impor Cina? Hehehe... usil banget ya... Tapi harap maklum saja kalau saya sempat berfikiran seperti itu. Masalahnya saya tidak kenal musik, apalagi musik klasik. Juga belum pernah nonton sebuah orkestra. Tidak pernah sekalipun. Selama ini, layar kaca TV di rumah selalu menjadi pembatas antara saya dan para pemain orkestra, entah mereka bermain di mana saya juga enggak ngerti. [caption id="attachment_63446" align="alignright" width="300" caption="Spanduk konser difoto dengan ponsel Nokia 6500 slide (iskandarjet)"][/caption] Dan sekalinya nonton langsung, yaitu barusan tadi, yang tersaji adalah hal-hal unik seperti bisa dilihat di gambar. Jadi wajar dong kalau mata kampung ini menggiring hati kampungnya untuk bertanya yang bukan-bukan. Tapi Konser Gesek Sa' Unine dari ISI Yogyakarta tadi benar-benar jempolan. Mungkin kalau dilihat dari namanya, komunitas gesek ini terlihat remeh. Tapi begitu membaca sekilas profilnya di KOMPAS.com, saya baru tahu ternyata komunitas yang terbentuk sejak tahun 1990-an ini banyak mengisi kebutuhan pemain musik gesek di beberapa orkestra di Indonesia, sekaliber Nusantara Chamber Orchestra, Twilight Orchestra, Magenda maupun Erwin Gutawa Orchestra. Para pemain string yang banyak membantuk kelompok-kelompok musik juga bergabung dalam komunitas ini. Informasi ini menjawab pertanyaan saya, "Kok mau sih para pemain biola main di Bentara Budaya? Mereka makan dari mana?" Ternyata ini adalah komunitas pemain alat musik gesek yang tersohor itu. Selain dipenuhi pemain jempolan, komunitas ini juga sudah melanglang buana melewati batas-batas nusantara. Selain itu, bermain di Bentara Budaya berarti publikasi gratis melalui harian Kompas. Didukung 45 orang pemusik, konser ini membawakan lagu-lagu nusantara dan beragam lagu lainnya. Dan yang paling membuat saya kagum adalah saat mereka memainkan musik tanpa alat gesek alias dengan memetik alat musik. Lagu "Gundul-gundul Pacul" terdengar sangat merdu di telinga. Apalagi saat sang dirigen dengan nakal mengecilkan volume musik sampai sekecil-kecilnya, membuat penonton 'terpaksa' mengheningkan cipta dan berhenti bicara untuk menikmati suara terendah orkestra. Hmm.... keren abis!!! Dan secara keseluruhan penampilan orkestra sukses berat. Buktinya, mereka sudah tiga pamit pulang, tapi penonton selalu berteriak minta mereka main lagi. "Lagi! Lagi! More! More!" teriak penonton yang memaksa pemimpin orkestra mendudukkan lagi pemainnya yang sudah berdiri untuk memainkan lagu tambahan. Akhirnya, setelah tiga kali nambah, konser benar-benar berakhir. Semua orang senang bukan kepalang. Mereka bertepuk tangan sambil berdiri kegirangan. [caption id="attachment_63447" align="aligncenter" width="500" caption="Orkestra petik yang bikin saya terkagum-kagum (iskandarjet)"][/caption]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun