Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Pengalaman Bekam; Ngeri-ngeri Sedap

24 Maret 2014   17:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:33 1052 0
Kemarin saya menemani ibu mertua saya bekam. Ini setelah beliau merasa badannya gak enak terus, padahal sudah periksa dokter, periksa lab dan minum obat, tetapi belum pulih. Beliau bertekad ikut bekam karena ibu Amir, teman pengajian yang tangannya lumpuh, bisa bergerak setelah dibekam. Padahal katanya ibu Amir sudah berobat ke Singapura.

Tadinya ibu mertua takut banget dibekam. Jadinya aja kemarin pas dibekam gitu tak temanin. Sebelum dibekam,  punggung digosok dulu dengan cup hangat, disinar dulu. Setelah itu dicup di bagian tertentu, kiri-kanan.

Kalau bekam kering, cukup sampai disini. Tetapi kalau 'bekam basah', setelah dicup hangat gini, bagian tadi ditusuk jarum yang halus banget. Kata ibu mertuaku gak sakit kok, cuman berasa aja...:D. Setelah ini baru dicup lagi untuk mengeluarkan darahnya.

Keliatan loh, ada darah yang merah, ada yang gelap banget, kentel kek agar-agar.

Setelah bekam, ibu mertuaku merasa entengan kepalanya. Badan lebih enakan. Semoga memang jadi sehat dan seger terus deh.

Nah soal bekam ini, memang prinsipnya hanya mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Jadi bukan menyembuhkan jantung atau organ tubuh yang misalnya rusak, struktur tulang yang tidak baik ataupun syaraf yang bermasalah. Hanya dengan mengeluarkan darah kotor ini, diharapkan tubuh bisa memproduksi darah baru yang segar, bersih, sehingga bermanfaat buat tubuh untuk penyembuhan sendiri.

Sebenarnya bukan hanya dengan bekam, tetapi donor darah juga bisa membantu tubuh sehat dengan memproduksi darah baru yang didonorkan. Hanya tidak semua bisa donor darah, misalnya kalau orang terlalu kurus, tekanan darah terlalu tinggi atau rendah, mesti ditolak ma petugas donor.

Selain itu, bedanya dengan donor darah, darah diambil dari satu titik, sementara bekam, darah disedot dari titik-titik dimana tubuh merasa 'berat'.

Titik-titik untuk bekam ini hampir sama dengan titik akupunktur. Cuma akupunktur lebih rumit lagi. Aku pernah belajar akupunktur 2 bulan (sebelum ke kairo) ampiun dah, ngelmunya luar biasa. Harus hapal anatomi tubuh, chi, ribuan titik titik di tubuh yang saling berkaitan, saling menyeimbangkan, yin-yang. Penyakit dan gejalanya mesti didentifikasi masuk kategori yin ato yang.

Mengenai bekam sendiri yang penting diingat, pengobatan alternatif ini bukan kunci ajaib kesembuhan manusia. Tetap saja diperlukan:

1. Hasil uji lab untuk mengetahui kondisi darah/tubuh.

2.Penjelasan ilmiah soal penyakit di dalam tubuh, sumbernya dan cara pemulihan. Biasanya yang standar pemulihan adalah perbaiki pola makan dan rajin olahraga.

Kemudian, kita juga haru berhati-hati terhadap banyaknya pengobatan alternatif yang muncul. Salah satu bentuk kehati-hatian:

1. Ijin praktek dari dinas setempat

2. Kompetensi terapis bisa ditunjukkan dengan sertifikat belajar dimana selama berapa tahun. Jangan sampe pelatihan 2 hari sudah langsung praktek

3. Terdaftar di asosiasi. Jika bekam, ada asosiasi bekamnya, jika akupunktur juga ada. Ini untuk memudahkan pengawasan oleh pemerintah maupun sesama profesi terkait.

Ya sudah gitu saja. Salam Kompasiana!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun