Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma

Diary Ramadhan | Day 29

22 Mei 2020   23:46 Diperbarui: 22 Mei 2020   23:53 310 0
Diary #Day29

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman;18)

Hari ini tiba-tiba sekali Ziad salah satu teman kampus Yana dan menjadi akrab semenjak mengerjakan tugas dalam satu kelompok mengajak untuk bertemu. Awalnya Ziad mengajak bertemu di luar kampus. Tepatnya di sebuah kafe yang sudah Yana kenal akrab. Tapi tentunya Yana menolak. Dan menyarankan untuk bertemu dengannya di atap kampus saja. Daripda tidak bisa dan Yana terus menolak tentu Ziad mengiyakan dan menyetujui ajakn Yana.

Siang hari tepat pukul 13:00 Ziad sudah sampai di atap gedung kampus. Dia ingin duluan nyampe ke atap dibanding Yana. Itu pikirnya. Tetapi sungguh diluar keyakinan dan pikirannya. Ternyata saat dirinya baru saja sampai di atap gedung kampus. Sudah ada Yana sedang berdiri di depan salah satu pagar tembok dan sedang memandang ke bawah gedung.

"Yan kamu nyampe duluan?" ucap Ziad cukup membuat Yana sedikit kaget. Karena tidak tahu adanya tanda-tanda Ziad datang.

"Iya."

"Maaf jadi kamu duluan yang sampe. Udah lama?"

"Jadi mau ngomong apa?" tanya Yana langsung begitu saja mengacuhkan pertanyaan Ziad sebelumnya.

"Mau sambil berdiri gini?"

"Kenapa? Gak mau?"

"Nggak papa ko. Ya udah sambil berdiri aja."

"Ya udah mau ngomong apa?"

"Saya sedang merasa kacau Yan. Entah kenapa perasaan saat saya SMA dulu kembali muncul."

"Perasaan apa emang?"

"Perasaan rendah diri Yan. Aku merasa bahwa aku tidak ada apa-apa nya dibandingkan yang lain. Kamu lihat kan? Di kelas kita. Semuanya pintar dan cerdas Yan. Semuanya saling mengejar dalam mengerjakan tugas dan nilai dari dosen. Sedangkan aku? Dengan kemampuan otak yang alakdarnya ini gak bisa ngikutin keadaan kelas. Gak bisa ngikutin kemampuan yang lain."

"Setiap orang punya daya tampung otak yang beda Ad."

"Sepertinya aku salah masuk jurusan dan kelas Yan."

"Terus mau keluar? Pindah kelas? Atau pindah jurusan?"

"Sempat sih kepikiran gitu. Saya malah kepikiran mau cari kerja aja. Daripada kuliah gak bener ngabisin duit orang tua."

"Kalo saya jadi kamu sih. Mending lanjut kuliah. Terus berusaha berdamai dengan diri. Menerima diri. Memahami kekurangan diri. Terus cari cara biar kekurangan itu bisa ditutupi dengan menemukan apa yang menjadi kelebihan kita. Cari orang yang bisa jadi tutor buat kita. Soalnya kalo kamu berehenti kuliah sekarang, kamu malah ngecewain orang tua kamu. Uangnya abis buat pecundang yang menyerah di medan perang kayak kamu."

"Kalo begitu kamu mau jadi tutor selama aku kuliah?"

"Kenapa harus saya?"

"Saya merasa kamu yang paling bisa membantu saya. Saat kita ngerjain tugas kelompok. Saya paham apa yang kamu jelasin."

"Itu kan cuma saat kerja kelompok Ad. Gak bisa disama ratain dengan keadaan lain. Cari aja dulu yang lain ya. Tapi aku gak maksa kamu ikut sarn aku sih. Inget Ad kamu harus nerima diri kamu apa adanya. Jangan pernah bandingin diri dengan yang lain. Apalagi sedih dan menyalahkan diri atas takdir kamu."

"Iya Yana saya akan terus ingat semua yang kamu katakan kok. Cuma kamu yang bisa saya denger omongannya. Dan cuma kamu yang mau dengerin saya. Makasih ya Yan. Saya harap kamu mau jadi tutor saya."

"Ada yang mau diceritain lagi?"

"Nggak Yan."

"Saya duluan. Ohya inget coba deh banyak bersyukur Ad. Udah gak ada yang mau diomongin kan?"

Sebelum Ziad menjawab ucapan Yana. Yana keburu langsung berjalan membalik badan meninggalkan Ziad yang memandangi punggung Yana yang semakin menjauh. Ziad suka seluruh kalimat yang diucapkan Yana kepadanya. Dan kini dia bisa tersenyum karenanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun