Saat melawan Thailand, Brunei bermain parkir bus. Mereka cenderung kebingungan dalam menyerang.
Tentu saja kebingungan dalam menyerang karena banyak pemain Brunei yang bertahan. Tak menarik sama sekali melihat Brunei main saat itu.
Tapi saat melawan Filipina, Brunei bisa menyerang. Brunei bisa bermain umpan satu dua. Bahkan, Brunei mampu membuat gol ke gawang Filipina.
Ada beberapa menit, Brunei memperlihatkan performa bagusnya. Khususnya ketika mereka baru saja membuat gol ke gawang Filipina.
Tapi performa bagus Brunei itu tak lama. Hanya beberapa menit saja. Pada akhirnya Filipina menang besar 5-1. Hanya saja yang perlu digarisbawahi bahwa Brunei bisa menyerang dan mencetak gol.
Mengapa perlu waspada pada Brunei? Ya karena jika Brunei bisa membuat gol, sementara lini depan Indonesia tak tajam, remuklah Indonesia.
Punya banyak peluang dan gagal bikin gol, sementara lawan minim peluang dan bisa buat gol, maka celakalah.
Dari pertandingan melawan Kamboja, pekerjaan rumah Shin Tae-yong adalah tidak tajamnya lini depan Indonesia. Banyak peluang didapatkan, tapi tak bisa mencetak banyak gol.
Bahkan yang bikin gemas adalah saat Egy dan Witan punya peluang besar. Sebab tinggal berhadapan dengan kiper Kamboja, tapi gagal bikin gol.
Shin Tae-yong sepertinya harus memastikan bahwa pemain yang dia turunkan mampu membuat gol. Bukan pemain yang justru memperlambat aliran bola atau pemain yang terengah-engah.
