Mohon tunggu...
KOMENTAR
Raket Pilihan

Prihatin Dengar Curhatan Tontowi tentang PBSI

19 Mei 2020   07:51 Diperbarui: 19 Mei 2020   07:51 155 9
Pahlawan itu soal berada di lingkaran kerja keras, keberuntungan, dan momen yang tepat. Maka, siapapun pahlawannya tetap layak diperlakukan sebagai pahlawan.

Sebelum saya cerita curhat  Tontowi Ahmad tentang PBSI, saya ingin menulis ilustrasi pahlawan olahraga, yakni sepak bola. Diego Maradona adalah pahlawan sepak bola Argentina. Sebab, dia telah membawa Argentina juara Piala Dunia 1986.

Maradona bukan hanya dikenang karena cacatnya, tapi juga momen melewati lima pemain hingga menjebol gawang Inggris. Maradona bekerja keras melalui latihan fan dia mendapatkan momen tepat untik bersinar yakni Piala Dunia 1986.

Jika menengok sejarah sepak bola, bukan hanya Maradona yanh bisa mencetak gol melalui solo run. George Weah pernah melakukannya kala membela AC Milan melawan Verona. Lionel Messi pernah melakukannya saat membela Barcelona melawan Getafe.

Namun, gol solo run Messi dan Weah tak sebernilai Maradona. Sebab, Messi dan Weah melakukannya di kompetisi domestik yang rutin digelar tiap tahun. Sementara, Maradona melakukannya di Piala Dunia yang terasa eksklusif karena digelar empat tahun sekali. Maradona di momen yang lebih tepat.

Sebenarnya ada juga yang membuat gol solo run kala ajang Piala Dunia. Dia adalah pemain Arab Saudi Saeed Owairan yang menjebol gawang Belgia pada babak grup Piala Dunia 1994. Lalu apa bedanya dengan Maradona? Karena Maradona mengakhiri turnamen Piala Dunua dengan menjadi juara, sementara tak begitu dengan Owairan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun