Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tersesat di Daerah aneh Bernama Sepanjang-Taman-Sidoarjo

10 Mei 2013   16:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:48 3210 1

Saya bingung mau cerita dari mana soalnya judulnya aja emang membingungkan.Pengalaman ini terjadi saat saya sedang suntuk mengerjakan skripsi saya. Ya namanya mahasiswa tingkat akhir mesti dilanda galau kalo lagi bikin skripsi. Nah biar gak galau saya memutuskan jalan-jalan aja. Biar gak jauh-jauh saya memutuskan jalan-jalan ke Surabaya aja, secara jarak kota saya, Malang gak jauh dari Surabaya. Saya hubungi teman saya yang sedang kuliah di ITS buat nemenin saya di sana. Untungnya dia mau nemenin saya.

Saya memutuskan naik kereta saja, soalnya murah dan pasti dapet tempat duduk. Tiket KA PenataranMalang-Surabaya Kota PP udah saya dapet. Singkat cerita saya berangkat pagi naik kereta dan turun di Stasiun Surabaya Gubeng pas siang hari. Teman saya udah nyambut saya di sana. Dan kami pun berjalan-jalan mengelilingi surabaya. Kami mengunjungi Tunjungan Plaza, Delta, Supermal Pakuwon Indah, dan berakhir di ITC. Nah karena hari udah sore dan tiket kereta saya berlaku jam 4 sore, maka saya meminta teman saya mengantarkan saya ke stasiun Surabaya kota (Semut).

Sesampainya di stasiun ternyata kereta yang akan saya tumpangi terlambat. Saya pun menunggu di peron cukup lama. Sekitar 1 jam kemudian saya yakin sekali samar2 mendengar pengumuman bahwa kereta penataran yang akan tiba dan penumpang harap bersiap-siap di jalur 2. Tanpa pikir panjang, saya langsung menuju jalur 2. Tak lama kereta pun tiba. Saya langsung menuju kursi sesuai tiket saya. Semua tampak baik saat kereta melintas beberapa stasiun yang saya kenal, seperti Stasiun Gubeng dan Stasiun Wonokromo. Namun selepas kereta meningglkanStasiun Wonokromo seorang bapak yang duduk di depan saya menananyakan tujuan saya. Saya menjawab bahwa saya akan pulang menuju Stasiun Malang. Ternyata Bapak tadi berujar kalo kereta ini (kereta yang saya naiki) bukan kereta Penataran melainkan kereta Rapih Dhoho. Kedua kereta ini sebenarnya memiliki jalur yang sama, yakni Surabaya, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Blitar, dan Malang, hanya berbeda arah. Jika saya meneruskan perjalanan, maka saya akan menuju ke Kertosono, bukan ke Malang. Tanpa pikir panjang, saya langsung menuju pintu gerbong dan memastikan ke petugas kereta. Ternyata saya memang salah kereta. Petugas kereta menyarankan saya turun di stasiun Sepanjang. Beberapa saat kemudian, kereta berhenti di Stasiun Sepanjang. Di luar hujan turun sangat deras. Saya basah kuyup karena stasiun ini stasiun kecil yang tidak ada atapnya. Saya bertanya pada orang-orang sekitar, mereka bilang kalo saya harus naik angkot jurusan Bungurasih. Yasudah saya langsung mencegat angkot tersebut. Tak berapa lama, angkot datang dan saya langsung naik. Angkot membawa saya ke Terminal Bungurasih. Sesampainya di sana, saya langsung membayar angkot dan turun. Di luar hujan masih turun deras. Sambil menunggu hujan, saya mencari uang untuk pulang. Betapa kagetnya karena ternyata uang saya tinggal 6 ribu, tak cukup untuk ongkos Bus ke Malang. Saya bingung harus berbuat apa. Hari sudah senja. Lalu kemudian ada seorang ibu yang mengajak saya mengobrol dan bertanya pada saya tujuan saya. Saya pun menceritakan peristiwa yang saya alami. Tiba-tiba ibu tersebut memberi uang 10 ribu dan menyuruh saya segera pulang. Saya pun langsung berterimakasih kepada sang ibu. Lalu saya langsung menuju tempat bis dan ternyata masih ada 1 bis terakhir yang belum berangkat. Tanpa pikir panjang saya langsung naik bus tersebut meski harus berdiri. Bus pun melaju membawa saya pulang ke Malang. Dua jam kemudian saya tiba di rumah. Alhamdulillah, benar-benar pengalaman tak terlupakan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun