Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Perempuan yang Mengikat Beranda Hati dalam Rangkaian Kata Mati

13 Desember 2019   21:10 Diperbarui: 14 Desember 2019   00:11 136 29
Sejatinya, ia adalah seorang penyair yang teramat piawai merakit kata-kata menjadi puisi. Namun kini, aksara-aksaranya telah dipaksa memilih untuk menggauli sepi. Di mana tak ada lagi seulas rindu saat mengeja senja yang sendu. Juga tak ada lagi serbuk kenangan yang terseduh bersama pekatnya kopi dalam secangkir keheningan.

Perempuan itu, masih mengikat beranda hati dalam rangkaian kata-kata yang mati. Tanpa nyawa, tanpa rasa. Hingga, sebuah puisi atau beberapa sajak telah melancarkan misi untuk membunuhnya dalam samarnya arti. Tanpa peduli, tanpa empati. Pada perempuan yang meski telah membuatnya utuh sebagai tubuh puisi. Namun, telah mengingkari makna keindahan dari sebuah rangkaian diksi. Juga makna kesakitan yang justru akan mendewasakan diri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun