Menyeret sekerat penyesalan
Tentang hati yang sekarat
Terbenam dalam segenap kecewa
Lalu, kunang-kunang berlarian
Mencipta remah-remah cahaya
Menerangi redupnya harapan
Bahwa penantian hanya tinggal kenangan
Aku, adalah serumpun lili yang tumbuh di tubir hati
Berusaha menikmati anyir darah yang teruar dari hati yang patah
Menyigi ringkih kata yang tak sempat terbaca
Menyisir buncah rasa yang tergores luka
Hingga, saat petikan laju waktu
Telah melewati bilik-bilik pertikaian
Antara angan dan kenyataan
Aku hadir, sebagai satu-satunya jalan
Bahwa, siapa yang telah sudi menyakiti
Akan menuai balasannya
Bahkan lebih perih dari sekadar goresan luka
Maka damailah kecewa, ikhlaslah apa-apa yang menjadi fana dan sia-sia
Meski kenyataan nyaris meredupkan harapan
Aku tetaplah serumpun lili
Terbit dari nurani yang tak pernah mati
Selalu menggenapi rotasi perjalanan diri
Martapura, 25 Agustus 2019