Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Otak Masta Camaru Tambang

11 November 2021   06:57 Diperbarui: 11 November 2021   07:00 254 5
Puncak Gunung Gamalama masih tertutup kabut putih. Dan gelap pun hampir menghilang ketika ayam jantan telah berkokoh di Kelurahan Sasa. Dingin terasa menusuk tulang, ketika waktu menjelang subuh. Sementara itu Panitia Otak Masta (Orientasi Akademik dan Masa Ta'aruf), sibuk mempersiapkan pembaiatan dan penutupan kegiatan Otak Masta Mahasiswa baru di fakultas teknik.

Kegiatan Otak Masta, merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh kampus untuk menyambut Camaru (Calon Mahasiswa Baru). Kegiatan itu sudah dilaksanakan sejak empat tahun lalu. Kegiatan Otak Masta bertujuan antara lain : 1). Lebih mengenal teman satu angkatan, 2). Adaptasi dengan lingkungan kampus, 3). Mengetahui kondisi kampus, 4). Belajar tentang kerjasama, 5). Melatih mental, 6). Mengetahui sistem akademik, dan 7). Menambah pengalaman.

Di fakultas teknik itu terdapat tiga jurusan, yakni jurusan teknik pertambangan, teknik sipil dan teknik informatika. Achul merupakan salah satu mahasiswa senior, angkatan pertama dari fakultas teknik jurusan teknik pertambangan.  

Achul dan beberapa orang temannya mendirikan satu study club yang diberi nama crossing study club. Dalam study club itu terdari dari empat orang laki-laki dan dua orang perempuan. Mereka berenam adalah masahasiswa pertambangan angkatan pertama.

Beberapa organisasi mahasiswa di Fakultas teknik diduduki oleh mereka dari Crossing Study Club itu. Misalnya, Ipho sebagai Presiden BEM Fakultas, dan dia merupakan Presiden BEM Fakultas Pertama. Kemudian Anto lelaki keturunan Jawa Maluku ini menduduki jabatan sebagai Komandan Menwa pertama. Begitu pula dengan Rima, perempuan berdarah campuran Jawa Maluku itu juga  menduduki jabatan sebagai Ketua Senat Fakultas Teknik pertama.

Sementara Senior Achul yang diberi gelar oleh mahasiswa baru sebagai senior paling galak dan balagu itu menduduki jabatan sebagai Sekretaris Senat Fakultas Teknik. Sedangkan Fatty dan Imo sebagai menteri pada BEM Fakultas Teknik.

"Senior yang berbaju hitam lengan panjang itu siapa namanya? Tanya salah satu Camaru kepada temannya
"Yang mana? Tanya Rama kepada Aurum.
"Itu. Yang berdiri di dekat tenda senior/atau tenda induk itu" jawab Aurum kepada Rama sambil menunjukan jarinya ke Senior Achul.
"Ooh itu, Namanya Senior Achul. Dia mahasiswa semester akhir. Memang ada apa dengan dia?" Tanya Aurum dengan senyum menggoda.

Saat itu sudah pukul 04.00 wit. Kurang 30 menit kedepan sudah harus dilaksanakan pembaiatan kepada mahasiswa baru. Sementara Dosen yang telah dihubungi oleh panitia untuk melaksanakan pembaiatan mahasiswa baru tersebut belum datang. Dan menurut informasi dari panitia bahwa dosen yang dihubungi berhalangan untuk hadir.

"Sepertinya Pak Terry tidak bisa hadir, karena tadi setelah dikonfirmasi kepastian kehadirannya, katanya beliau berhalangan. Jadi kira-kira solusinya bagaimana ini? Tanya Presiden Bem kepada ketua panitia Otak Masta dan beberapa orang senior yang kebutulan berada di dalam tenda induk.
"Bagi saya kalau Pak Terry berhalangan hadir maka sebaiknya pembaiatan dilakukan oleh Presiden Bem saja? Usul ketua panitia ospek.
"Sepertinya saya tak bisa. Coba hubungi Senior Rima dan Senior Achul. Mungkin mereka berdua bisa". Perintah Presiden BEM dengan wajah serius campur ngantuk.

Ketua Panitia pun segera keluar untuk menemui Senior Rima dan Senior Achul yang sementara itu menikmati kopi hangat diluar tenda induk. Setelah Panitia menyampaikan pesan Presiden Bem tersebut kepada Senior Rima dan Senior Achul, maka keduanya pun masuk kedalam tenda induk.

Setelah berdiskusi beberapa saat maka diputuskan untuk Pembaiatan disampaikan oleh Senior Achul. Senior, yang dianggap paling galak dan balagu oleh sebagian mahasiswa baru.

Tepatnya pukul 04.30 menit. Pembaiatan pun dilakukan oleh Senior Achul.

Achul menyampaian materi pembaiatan kepada mahasiswa baru kurang lebih 20 menit. Setelah itu mereka pun berdiri sambil bernyanyi mars teknik yang diciptakan oleh Senior Rima beberapa hari yang lalu. Presiden Bem lalu menyalakan obor, dan mulai mendekat ke tumpukan kayu dan ban mobil bekas lalu membakarnya. Setelah api unggun menyala besar semuanya bersuka ria. Ada yang tersenyum ada yang meneteskan air mata kebahagiannya. Topi dan papan nama langsung mereka lemparkan ketengah api unggun.

Para mahasiswa baru mendekati para senior, ada yang berjabat tangan ada pula yang saling berangkulan sambil menangis.

"Aurum, ayo kita ke Senior Achul untuk menyampaikan terima kasih dan berjabat tangan dengannya" Ajak Rama kepada Aurum dengan senyum menggoda.
"Haa.. ke Senior Achul? Untuk apa? ah tidak mau" ucap Aurum dengan wajah kesal dan jengkel.
"Itu coba lihat, banyak Camaru yang ke Senior Achul?" Rayu Rama kepada Aurum
"Biar saja mereka yang kesana, aku tidak". Aurum berkata kepada Rama sambil berjalan menuju tempat dimana Senior Rima berdiri.

Karena Aurum sudah berjalan menuju Senior Rima, maka Rama pun mengikutinya dari belakang. Sebelum berjabat tangan dengan Senior Rima. Mereka berdua terlebih dahulu berjabat tangan dengan Presiden Bem.
"Senior, maaf  ya jika selama kegiatan Otak Masta kemarin ada kata dan tindakan kami yang keliru atau salah yang membuat senior tersinggung! Ucap Aurum kepada Presiden Bem. Rama pun ikut berjabat tangan dengan Presiden Bem.
"Iya tak apa. Saya juga minta maaf yaa. kalau ada tindakan yang salah kemarin!" ucap Presiden Bem sambil menatap wajah Aurum. Lanjutnya "Sudah dengan senior Achul tadi kah? Tanyanya dengan nada menggoda kepada Aurum.

"Tak usah ke Senior Achul lagi. Dia galak dan balagu! Ucap Aurum polos.
Melihat Aurum lagi ngobrol dengan Presiden Bem, maka Senior Rima pun mendekat ke mereka.
"Ooh ini Si Aurum kah?, yang kemarin menangis itu ya?" Tanya ketua Senat kepada Presiden Bem.
"Iya. Ini Si Aurum. Yang kemarin menangis karena dibentak-bentak sama Senior Achul itu". Jawab Presiden Bem
"Iya Senior Rima. Aku Aurum yang kemarin menangis itu. Soalnya ulah senior yang galak dan balagu itu". Jawab Aurum dengan nada marah.

Sambil tersenyum Senior Rima melambaikan tangan sambil memberi isyarat kepada Senior Achul untuk mendekat ke mereka. Tapi Senior Achul acuh saja, dan malah memilih terus mengobrol dengan teman-teman panitia di dekat api unggun itu.

"Lihat itukan, dia sombong sekalikan" Ucap Aurum dengan nada kesal.
"Sebenarnya Senior Achul itu orangnya humoris dan romantis pula. Hanya saja mungkin ini masih dalam suasana kegiatan Otak Masta, jadi sengaja bersikap demikian" Senior Rima membela Senior Achul, dengan cara menjelaskan kepada Aurum sambil tersenyum dan menatap mata Aurum.

Ketua seksi konsumsi mulai memberikan pengumuman bahwa kopi dan teh telah disediakan oleh bagian konsumsi. Bagi peserta supaya segera mengambil kopi atau teh dengan membawah peralatan minumnya masing-masing.

Mendengar informasi itu, maka seluruh Camuru segera kembali masuk ke tempat penyimpanan tas mereka untuk mengambil gelas masing-masing lalu dibawah ke bagian konsumsi.

Setelah mengambil gelas Aurum dan Rama menuju ke tempat seksi konsumsi. Di dekat tempat kopi ternyata Senior Achul duduk disana sendiri sambil menikmati kopi dan menghisap rokok kesukaannya, rokok dji sam soe. Aurum dan Rama pun mendekat ke termos kopi lalu menuangkan kopi kedalam gelas mereka, sambil melirik Senior Achul yang duduk santai disitu sambil menikmati kopinya.

Ketika Achul menengok ke arah Aurum dengan senyum santainya, Aurum seakan tersengat aliran listrik tegangan tinggi, sehingga kopi yang digelasnya tumpah dan membasahi tangan Aurum. Aurum kepanasan sambil berteriak.

"aduhh... aduhh panas" teriak Aurum
"Kenapa bisa tumpah kopi mu" tanya Rama
Disaat melihat kopi panas yang tumpah ditangan Aurum itu, Achul lalu berdiri dan berjalan menuju Aurum. Achul memberikan sebuah sapu tangan warna biru kepada Aurum untuk mengerikan bekas kopi yang tumpah ditangannya. Aurum kembali melirik ke arah Achul yang memberikan sapu tangan tersebut.

Aurum mengambil sapu tangan itu lalu membersihkan bekas kopi ditangannya. Dan, Achul pun langsung melangkah cepat masuk  ke dalam tenda induk, lalu mengambil pepsodent yang ada di dalam tasnya. Setelah mengambil pepsodent Achul melangkah keluar untuk menemui Aurum dan Rama. Tapi ternyata Aurum dan Rama sudah tidak ada di tempat kopi tadi. Aurum dan Rama memilih kembali ke tenda Camaru, lalu duduk didepan tenda tersebut.

Setelah beberapa menit mencari, Achul pun melihat Aurum dan Rama. Achul mengambil kopinya lalu berjalan mendekati Aurum dan Rama. Saat melihat Achul mendekati beberapa mahasiswa baru yang sebelumnya duduk minum kopi di depan tenda itu pun mengambil kopinya sambil berjalan menjauh.

"Ini tolong oleskan ke tangan yang tadi kenal kopi panas, biar tak melepuh nantinya" ucap Achul kepada Aurum. Tanpa ragu Aurum pun mengambil pepsodent yang diberikan Achul tadi, lalu mengoles ke tangannya yang tertumpah kopi. Achul pun memilih duduk diantara Aurum dan Rama. Tapi setelah melihat gelas Aurum yang masih kosong itu, maka Achul mengambil gelas tersebut lalu berdiri dan pergi menuju ke tempat kopi. Setelah mengisi kopi ke gelas Aurum, Achul lalu menuju tenda induk, mengambil beberapa potong roti kenari dan roti keju lalu dibawah ketempat Aurum dan Rama.

"Ini kopinya. Ini ada juga roti kalau mau? Tawar Achul kepada Aurum dan Rama.
"Iya terima kasih Senior Achul. Kebutulan aku juga sudah lapar" Ucap Rama sambil mengambil roti dari tangan Senior Achul.

Achul kembali duduk di antara Aurum dan Rama sambil menikmati kopi hitamnya. Rama sibuk mengunyah roti yang diberikan oleh Senior Achul tadi. Sedangkan Aurum masih sibuk mengolesi tangan dengan pepsodent.

Setelah dirasakan cukup, maka Aurum menyerahkan kembali pepsodent kepada Senior Achul. Sambil mengucapkan terima kasih. Dan Senior Achul pun mengatakan kepada Aurum untuk segera meminum kopinya selagi masih hangat. Aurum pun meraih gelas dan meminum kopinya. Sambil meminta roti kenari kepada Rama yang dikasih oleh Senior Achul tadi.

Sudah hampir 10 menit berlalu. Achul menyeruput kopinya sambil menghisap rokoknya tanpa berkata apa-apa. Hanya sesekali Achul melirik ke Aurum. Aurum pun sama, mengunyahh roti sambil mencuri-curi pandang ke Achul yang duduk disebelah kanannya.

Sementara dari depan tenda induk, Rima, Ipho, Anto dan Fatty duduk menikmati kopi disana sambil melihat kearah dimana Senior Achul, Aurum dan Rama duduk itu. Kebutulan jarak antara tenda induk dan tenda Camaru putri hanya sekitar 50 meter lebih.
"Coba lihat pola pendekatan sekretaris ku itu. memang flamboyan sekali!" Ucap Rima kepada mereka. Mereka pun tertawa setelah mendengar ucapan Rima tersebut.
"Maklum pemain seniorkan!" sambung Fatty singkat.
"Pengikut Khalil Gibran juga itu!" Sambung Anto sambil tertawa.

Suara megafon kembali berbunyi. Pengumuman dari Panitia, bahwa jam delapan mobil yang menjemput mereka sudah tiba. Jadi kepada Camuru putra untuk dapat membantu panitia membongkar seluruh tenda. Sedangkan untuk Camaru putri tolong mengumpulkan seluruh sampah-sampah yang berserakan dilokasi kegiatan. Menurut Panitia, sebelum meninggalkan lokasi kegiatan harus dipastikan bahwa tidak ada sampah yang tersisa disitu.

Aurum dan Rama lalu berdiri dan pamit pada Achul. Mereka berdua lalu bergabung dengan Camaru putri yang lainnya, dan segera membersihkan sampah. Sementara Achul tetap duduk santai disitu sambil menikmati kopinya.

Melihat Achul sendiri. Maka Rima, Ipho, Patty dan Anto segera mendekat ke arahnya.
"Game overkah" tanya anto kepada Achul sambil tertawa.
"Apa yang game over". SanggahAchul dengan senyum santai

Mereka berlima pun ngobrol disitu. Tak butuh waktu lama, seluruh tenda telah selesai dibongkar oleh Camaru putra. Dan sampah-sampah pun tidak ada lagi di lokasi kegiatan. Semua sudah siap meninggalkan tempat kegiatan Otak Masta.

Mobil yang menjemput sudah datang. Seluruh Camaru di arahkan untuk naik ke mobil dan kembali ke kampus B. Saat berjalan menuju mobil, Aurum melihat kembali tempat dimana Achul duduk tadi, tapi ternyata Achul sudah tidak disana.

Dalam hatinya Aurum mulai merasa simpati dan senang kepada Senior Achul. Senior yang paling dibenci saat kegiatan Otak Masta.

"Dia memiliki senyum yang sangat menawan. Dengan sorot mata yang tajam, dan jiwa yang penyayang" gumam Aurum dalam hati.

Mobil mulai bergerak menuju ke Kampus B. Aurum ingat kembali kejadian dua hari yang lalu, saat Senior Achul mengajukan pertanyaan dan menceramahinya.

"Siapa namamu?, Apa motivasimu mengambil jurusan teknik pertambangan?" Tanya Senior Achul saat Aurum berdiri dihadapannya dan meminta tanda tangan.
"Namaku Aurum. Motivasiku masuk pertambangan, karena di pertambangan itu besar penghasilannya" Jawab Aurum polos.

"Ha..! Apa? Kau masuk jurusan pertambangan karena motivasi uang sajakah?, Itu motivasi yang keliru!" Teriak Senior Achul.

"Kau perlu ingat, kau harus belajar ilmu tambang dengan baik. Agar kau memahami seluk beluk teknik penambangan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah good mining praktic. Kau juga harus tahu bahwa sumberdaya alam itu dimiliki oleh negara, dan pergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat. Bukan untuk keuntungan pejabat, korporat dan pekerja tambang saja. Kau harus ingat itu". Senior Achul mulai menceramahi Aurum.

"Kedepan kau juga harus tahu bahwa kalau kau jadi pekerja tambang, maka kau juga harus bantu awasi agar perusahaan itu melaksanakan semua kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan ada. Jangan sampai perusahaan hanya mengejar keuntungan lalu tanah dirampas tanpa ada ganti rugi kepada pemilik lahan, jangan sampai hutan digusur untuk penambangan terbuka tanpa reboisasi. Kau juga harus belajar untuk tahu bahwa sungai dan laut bukan untuk tempat pembuangan tailing yang penuh dengan B3. Itu seharus motivasi kau masuk jurusan pertambangan ini". Celoteh Senior Achul makin banyak.
 
"Aurum!. Jika kelak, kau jadi pegawai negeri, kau harus pastikan bahwa studi kelayakan itu dilakukan secara profesioanal. Begitu pula dengan kajian amdal, harus dilakukan dengan trasparan. Kau juga harus melakukan pengawasan dan pemantauan segala aktifitas penambangan tanpa merasa takut dengan ancaman dan intimidasi. Intinya kalau masuk jurusan pertambangan ini kau harus yakinkan dirimu dan siapkan dirimu untuk belajar segala seluk beluk ilmu pertambangan. Agar kau dapat merencana, mengolah dan mengawasi seluruh aktivitas penambangan baik dari hulu sampai hilir. Sehingga bangsa, negara dan masyarakat tidak rugi". Ucap Senior Achul sambil matanya melotot pada Aurum yang berdiri terpaku bagai patung dihadapanya.  

"Sekali lagi Ingat Aurum. Jangan kita hanya dapat hutan yang gundul, laut dan sungai yang tercemar, masyarakat yang berkonflik, petani yang tak lagi punya lahan dan elit yang dipenjara karena turut merampok sumberdaya alam bangsa ini". Senior Achul masih bersemangat dan belum berhenti.

"Aurum. Itu seharusnya tujuan kau ambil jurusan pertambangan, Aurum paham?" Tanya Senior Achul pada Aurum.

"Jika motivasimu masuk jurusan pertambangan hanya karena gaji yang besar dengan vasilitas yang mewah, maka aku sarankan untuk ambil jurusan bisnis. Jangan ambil pertambangan". Tutup Achul.

Aurum mengingatkan kembali secara detail semua yang disampaikan Senior Achul. Aurum mulai mengakui bahwa benar apa yang disampaikan oleh Senior Rima, bahwa Senior Achul itu orang baik yang cenderung romantis. Sumberdaya mineral saja dijaga dan diperhatikan apalagi diri ku. Aurum tersenyum-senyum sendiri sambil mengenang semua itu.

"Sudah sampai, ayo turun" teriak Camaru putra.

Mobil sudah tiba dikampus B. Camaru putra membantu Camaru Putri turun dari mobil, setelah itu mereka menurunkan semua barang bawaannya. Setelah semua peralatan diturunkan, mereka pun langsung menuju ke tengah lapangan untuk apel. Apel dipimpin oleh Ketua Panitia Otak Masta. Setelah apel mereka pun membubarkan diri, untuk kembali kerumah dengan hati yang senang dan tekad yang makin membaja.

" Aurum apa yang kau cari" Tanya Rama, saat melihat Aurum seakan mencari sesuatu.
"Tidak ada" Jawab Aurum pelan.
"Ooh pasti cari Senior Achul ya?" goda Rama pada Aurum.

Aurum hanya diam, dan tak merespon. Aurum mulai merasa kehilangan.
"Tak usaha khawatir apalagi bersedih. Karena kau pastikan akan bertemu dengan Seniormu yang galak dan balagu itu!" Goda Rama pada Aurum.
"Semoga masih ada waktu, untuk ngobrol bersama Senior Achul kelak" ucap Aurum lirih.
 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun