Terus terang sebagai jelmaan
N250 yang memelopori kebangkitan teknologi nasional di tahun 1990-an, memang saya tidak bisa menafikan R80. Saya juga tidak bermaksud mengulas kembali teknologi N250 yang sudah dibahas dalam tulisan terdahulu. Hubungan antara kedua pesawat ini pun sudah banyak diberitakan. Mereka yang gemar mengamati peswat terbang akan dengan mudah mengenali bahwa R80 tidak lebih dari N250 yang diperpanjang untuk membawa penumpang yang lebih banyak. Sebenarnya saya heran bagaimana hak cipta milik perusahaan negara yang waktu itu bernama IPTN tidak lagi dimiliki oleh PT DI yang notabene adalah nama baru IPTN melainkan menjadi milik perusahaan swasta yang bernma RAI ? Mungkin saja RAI mendapatkan hak cipta tersebut secara wajar namun tanpa banyak diekspos oleh para pewarta. Atau RAI menyewa hak cipta N250, apabila demikian halnya, siapakah pemiliki R80 nantinya ?
KEMBALI KE ARTIKEL