Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Pilihan

N250 dalam Kacamata Teknologi Nasional

14 Agustus 2017   07:02 Diperbarui: 2 September 2017   04:12 1951 2
Dalam banyak hal N250 memang merupakan demonstrasi kepiawaian bangsa Indeonesia dalam bidang teknologi tinggi. Bahkan Flight International, sebuah majalah terkemuka di bidang industi penerbangan, saat itu menjuluki N250 sebagai pesawat terbang idaman para pilot. Hal ini tidak mengherankan mengingat karakteristik yang dipilih oleh tim perancang PT DI (saat itu IPTN):

  • Konfigurasi sayap diatas badan pesawat terbang membuat N250 memiliki kestabilan yang sangat bagus untuk sebuah pesawat angkut. Hal ini berbeda dengan konfigurasi SAAB 2000 yang merupakan salah satu peasing N250 saat itu.
  • Rentang posisi titik berat yang lebar (menurut Flight International) yang tidak saja memberi fleksibiltas tinggi dalam proses pemuatan peswat terbang -- penting untuk rute penerbangan di pedalaman Indonesia, namun memberi potensi untuk memperbesar N250 untuk membentuk sebuah keluarga.
  • Daya mesin yang besar yang diimbangi dengan rancangan sayap untuk memungkinkan lepas landas dengan landas pacu pendek. Daya mesin ini juga membuat N250 memiliki kecepatan jelajah tertinggi di kelasnya saat itu.
  • Ukuran ekor yang besar (tampak jelas di foto) untuk mempertahankan lateral kontrol saat pesawat mengalami kegagalan satu mesin ketika terbang dengan kecepatan rendah -- penting ketika mendarat di landas pacu yang pendek.
  • Inovasi yang paling banyak disebut saat itu: teknologi kontrol fly-by-wire (FBW). Secara literal signal dari pilot dikirim secara elektronik dengan kabel (melewati komputer) ke sistem aktuasi hidraulik yang menggerakan piranti kontrol di sayap dan ekor. Teknologi ini tidak membuat pesawat lebih stabil, tetapi dapat memperkecil kecelakan fatal akibat kesalahan pilot karena komputer dapat saja mengabaikan instruksi pilot apabila data-data peswat terbang menunjukan situasi yang membahayakan. Sebagai contoh apabila pilot menerbangkan pesawat terlalu lambat sehingga stall (kehilangan daya angkat di sayap). 
  • Teknologi digital. Tidak saja menggunakan FBW, mesin N250 menggunakan teknologi FADEC (Full Authority Digital Engine Control) dan layar multiguna di kokpit. Saat itu semua teknolog hanya tersedia untuk pesawat yang berkelas lebih tinggi seperti Airbus A320.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun