Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Kue Lebaran Bajakan: Derita Anak Kost

1 Agustus 2013   00:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:46 354 7

Kemarin sudah keblubuk beli butter cookies tiruan M*nde tapi merek lain. Eyscha, teman sekamarku juga. Biasa, aku ini suka mempengaruhi orang buat milih pilihanku. Gaya omongan juga sangat persuasif, meyakinkan kalau opsi kue kaleng yang akan dibeli adalah pilihan yang best of the best of the best, paling logis dan harganya murah.

Maklum, anak kost. Uang bulanan plus tunjangan sudah ludessss desss dess dessss buat beli baju lebaran. Tapi setiap ke mini market selalu tergoda sama kue-kue lebaran. Jatah pulang masih lama. Aku ikut semester pendek, temanku Eyscha juga kerja.

“Da, M*nde yang nggak kalengan ini rasanya sama nggak sama yang kalengan? Enak nggak?”

“Enak sih, tapi gosong. Kapan hari aku beli kuenya gosong.”

“Hwaaa. . . Kalo gosong aku nggak jadi beli. Hmmm. . . Padahal pengen beli M*nde. Tapi yang kaleng kecil ajah. Tapi kok nggak ada. Kamu itu beli apa?”

“Butter cookies. Yang merek ini lagi promo. Murah banget.”

“Eh, tapi itu kan merek abal-abal. . . Mana sama rasanya sama M*nde.”

“Kan sama-sama butter cookies rasanya ya pasti nggak jaoh beda. Bentuknya juga sama. Kapan hari aku beli astor merek **** rasanya malah lebih enak dari yang merek ast*a. Nggak selamanya merek abal-abal itu nggak enak. Lagi promo juga, ya kenapa kita nggak beli dan blah blah blah blah blah. . . . . .” Mulut berbusa kayak jadi tim sukses butter cookies abal-abal.

“Hmmm. . . Iya ya? Aku juga ikut beli ah yang sama kayak kamu.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun